Dolanku.com - Berwisata sembari olahraga. Itulah hal yang aku lakukan saat berada di agenda Car Free Day atau disingkat CFD pada hari Ahad. Sudah beberapa kegiatan CFD yang aku ikuti di berbagai kota. Tidak terkecuali di Kabupaten Kediri yang hari ini baru saja aku nikmati.
Perlu diketahui, di Kabupaten Kediri, setidaknya ada dua acara CFD. Sependek pengetahuanku, selain di SLG yang kepanjangannya Simpang Lima Gumul, CFD juga diadakan di daerah Pare Kabupaten Kediri. Tepatnya, di sepanjang jalan Panglima Besar Sudirman.
Nah, untuk kali ini, aku lebih memilih mencoba terlebih dahulu CFD di SLG. Dengan pertimbangan berupa daerah di sana areanya amat luas, jalur jalan aspal begitu lebar serta panjang sekali, dan ada kawasan hijau-hijaun baik berupa pepohon maupun taman.
Syukurlah, pilihan yang aku ambil tidaklah mengecewakan. Memang diakui, saat pagi hari pukul 06.15 WIB (jam 6 lebih seperempat) di tanggal 13 April 2025 masih teramat sepi. Para pedagang nyatanya belum banyak yang merakit tenda. Tatkala aku memarkirkan sepeda motor pun, tidak lebih dari 10 kendaraan roda dua yang parkir.
Melihat kondisi yang masih sepi, enggak membuat aku patah arang guna langsung memulai olahraga jalan kaki dengan gerak cepat seperti biasanya saat aku CFD di kota lainnya. Di mana, aku mengitari jalan-jalan di sisi barat laut monumen SLG Kediri sembari memandang para penjual yang menata lapaknya.
 |
Monumen Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri (sumber foto koleksi pribadi) |
Di antara hal yang patut aku ceritakan ketika berjalan kaki dengan gerak cepat yaitu pilihan menu kuliner makanan yang dijajakan oleh para pedagang amat beragam. Mulai dari menu makanan yang pakai nasi, jajanan tradisional, hingga cemilan kekinian. Jumlah penjual pun amat banyak. Intinya, pengunjung leluasa memilih.
Sayangnya, tidak sebagaimana di kota besar seperti halnya Kota Malang, peminat olahraga jalan kaki maupun lari amatlah minim di sini. Mayoritas pengunjung sepertinya hanya berniat ke SLG di hari Ahad hendak belanja (baik barang, kuliner, atapun buah-buahan), cuci mata sembari jalan santai alias bergerak pelan sekali, serta kumpul bersama keluarga.
Mungkin salah satu alasannya disebabkan tidak tersedia jalur lari maupun pejalan kaki yang memadai. Para pengunjung dibebaskan begitu saja untuk bergerak tanpa ada batas maupun aturan tertentu. Alhasil, ruang gerak sangat terbatas bagi pelari maupun pejalan kaki yang mau berolahraga.
Hal lain yang perlu mendapat masukan ialah tidak adanya petugas keamanan baik dari Satpol PP, kepolisian, dan militer yang berseragam serta bersiap siaga di sudut-sudut jalan tertentu. Padahal, keberadaan mereka sangatlah penting demi menciptakan rasa aman dan ketertiban.
Kesimpulannya, meski ada hal-hal selain yang telah aku sebutkan di atas yang harus dibenahi serta ditingkatkan, nyatanya aku tetap masih punya keinginan untuk datang lagi ke lokasi CFD SLG Kabupaten Kediri. Namun, itu aku terapkan sesudah berkunjung di tempat CFD Jalan Dhoho Kota Kediri. Soalnya, aku penasaran ke sana.
Apalagi, seusai CFD di SLG, aku meluncur menuju Jl. Dhoho Kota Kediri. Wah, sungguh terkaget diriku. Sepintas saat aku lihat dari sisi utara jalan tersebut (tepatnya di simpang empat Bank Indonesia) tampak suasananya amat mendukung untuk olahraga jalan kaki. Sebelumnya, aku kira di sana konsep CFD-nya hanya fokus mendukung UMKM lokal.
Entah kapan, kelak aku bisa CFD di jalan Dhoho. Sebagaimana CFD yang telah aku lakukan di kota-kota lain. Nanti, semoga bisa pula aku ulas di artikel website Dolanku.com ini.
(*)
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ceritaku Olahraga Jalan Kaki 1,5 Jam di CFD Simpang Lima Gumul Kediri, Kenapa Tidak di Jalan Dhoho?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com