Dolanku.com - Bukan maksud pamer maupun menyombongkan amal ibadah, sejak awal ramadan saya sudah aktif berjamaah taraweh. Mulai dari malam kedua ramadhan hingga sekarang. Tanpa putus, meski sempat ada gerimis lebat, nyatanya saya tetap nekat.
Untuk malam pertama ramadhan, saya tidak ikut sholat tarawih karena sengaja menunggu dulu info atau berita tentang hasil sidang isbat dari pemerintah. Selain itu, saya juga sempat tertidur. Ketika bangun pada kisaran jam 8 malam, ternyata sholat tarawih di Mushola sudah usai.
Baca juga: 7 Habituasi Positif yang Membikin Pribadi Senantiasa Bahagia
Sejujurnya, saya ketagihan momen sholat berjamaah di rumah ibadah umum seperti Masjid atau Mushola seperti itu. Ada sebuah kepuasan batin sekaligus kebahagiaan tersendiri ketika "berhasil" aktif memakmurkan tempat ibadah.
Walaupun, cara menyemarakkan Masjid atau Mushola cukup jadi makmum saat sholat berjamaah, tanpa melibatkan diri dalam bentuk lain, bagi saya itu sudah suatu hal luar biasa. Patut saya syukuri dan semestinya dipertahankan.
Efek adiksi di atas, bakal jauh lebih mengena atau menendang rasa tatkala jamaah salat diterapkan pada rumah ibadah sama secara terus-menerus. Tidak gonta-ganti atau pindah-pindah. Serta tentunya, enggak langsung buru-buru keluar sesudah sholat dilakukan.
Lebih dari itu, terdapat sebuah keterhubungan antara saya dengan jamaah sholat lain. Walaupun, kami tidak pernah saling berbicara atau mengobrol, nyatanya cukup dengan bersalaman disertai senyum tegur sapa, itu sudah sanggup membikin suasana jadi teduh dan saling menjaga perasaan.
Namanya juga berangkat dengan niat baik yang disertai ada suasana syahdu di bulan puasa, tentulah makin menambah keterikatan batin di antara kami para jamaah. Apalagi, semakin ke sini terbilang banyak jamaah yang berkurang. Hanya sedikit yang bertahan sampai sejauh ini.
 |
Ilustrasi suasana syahdu di bulan puasa (sumber gambar pixabay.com) |
Padahal, malam ramadan belum masuk pada pertengahan bulan. Bahkan, memasuki hari ke sepuluh pun juga belum terlampaui. Faktanya, hanyalah kami yang tersisa. Itulah yang membuat saya bertambah ada vibes tersendiri ketika bersama mereka yang kuat bertahan.
Terdapat suatu kesamaan dan ketekatan bersama di antara kami untuk tetap konsisten melaksanakan ibadah tarawih di Mushola yang tetap di situ saja. Sedangkan, jamaah lain entah sibuk ke mana. Mungkin pula, memilih pindah tarawih di rumah ibadah berbeda.
Selain faktor subjektif di atas, secara rasional dapat dipahami bahwa tarawih merupakan salah satu jenis ibadah yang membutuhkan banyak gerak tubuh. Nah, gerakan yang berulang-ulang itulah yang barangkali mirip olahraga.
Baca juga: 5 Kiat Bahagia Saat Liburan Mudik di Kampung Halaman
Sebagaimana diketahui, olahraga mampu membikin suasana hati bahagia. Apalagi, diterapkan tak lama sesudah makan berbuka puasa maupun meminum kopi. Efek positifnya bakal menjadi lebih dahsyat bagi melubernya hormon kebahagiaan di dalam tubuh.
Dapat dikatakan, sholat terawih mampu meningkatkan kesejahteraan kesehatan mental. Baik dari tinjauan mendapat bahagia setelah beraktivitas fisik maupun sesudah kegiatan bersosialiasi. Kombinasi itulah yang akhirnya membuat manfaat sholat tarawih bagi kebahagiaan jadi lebih kuat.
Semoga bermanfaat.
(*)
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pengalaman Pribadi, Merasakan Efek Bahagia dan Terhubung Selama Sholat Tarawih Terus-menerus di Mushola yang Sama"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com