Dolanku.com - Apapun yang berlebih-lebihan alias melampaui batas merupakan hal yang buruk. Kendatipun, awalnya suatu yang telah sesuai kepatutan tersebut sangat bermakna baik dan berkategori mulia ketika diterapkan di luar kewajaran justru bernilai buruk. Dampaknya bukan hanya merusak diri sendiri, tetapi dalam beberapa kasus bisa mengganggu dan menzalimi insan di sekitar.
Kaidah di atas turut pula berlaku dalam urusan olahraga. Di mana, sebagaimana diketahui secara umum bahwa olahraga sangatlah baik untuk kesehatan fisik maupun menjaga kesejahteraan mental. Bahkan, boleh disebut dalam arti luas (minimal menggerakkan tubuh dalam durasi tertentu disertai ruang atau dimensi pergerakan tertentu) sebenarnya olahraga merupakan sebuah kebutuhan pokok dalam hidup.
Baca juga: Manfaat Langsung dan Tak Langsung dari Olahraga Jalan Kaki bagi Kebahagiaan
Bayangkan, ketika selama berbulan-bulan kegiatan individu cuma di rumah yang lebih parahnya paling banyak berkutat di dalam kamar ukuran kecil, yang membuat penghuninya minim gerakan "lincah" selain mengusap layar HP sembari rebahan, tentunya lambat laun bakal merusak tubuh. Bahkan, menimbulkan gangguan suasana hati yang memburuk. Contohnya kerap uring-uringan dengan keluarga.
Barangkali, saat masih usia remaja atau dewasa awal kegiatan malas gerak seperti di atas belum terlalu tampak efek negatifnya. Namun, yang namanya penyesalan munculnya pasti di akhir yang didahului dengan perilaku menunda-nunda dan meremehkan sesuatu sehingga abai. Akhirnya, di masa dewasa akhir hingga lansia baru tahu akibat buruk kebiasaan bermalas-malasan yang minim gerak tubuh.
|
Ilustrasi kecapekan akibat kerja keras (sumber pixabay.com) |
Setidaknya, walau tak memungkinkan untuk olahraga semestinya tubuh saban hari digerakkan. Entah itu digunakan menyapu lantai, bersih-bersih kamar, memasak, bersepeda motor, menyetir mobil, berjalan kaki dengan jarak lumayan jauh, mengasuh bayi, sampai naik tangga di sebuah gedung. Intinya, secara bawaan alami badan manusia diciptakan untuk dipakai gerak. Bukan didiamkan santai-santai semata.
Alasan Dilarang Sering Memaksakan Tubuh Bekerja Berat hingga Capek maupun Olahraga Berlebihan
Sebelum bekerja, beraktivitas, atau berolahraga wajib untuk memahami sejauh mana batas kemampuan tubuh. Sebelum tubuh terasa capek yang ditandai dengan menurunnya performa gerakan yang semakin lambat serta berkurangnya kemampuan koordinasi gerakan tubuh amat patut ditekankan agar langsung istirahat atau lebih bijaknya berhenti total melakukan gerakan berat di hari itu.
Tanda lain yang harus disadari saat melakukan kegiatan berat dan olahraga yang memforsir sehingga mewajibkan pelakunya untuk segera mengambil jeda ialah kerongkongan terasa haus dan kering tanpa air liur. Jika kode biologis itu diabaikan serta tetap melanjutkan aktivitas yang cepat menguras tenaga maka membikin kuping terasa tersumbat dan berdengung yang berakibat sulit konsentrasi.
Bukan sekadar risiko sesaat seperti di atas, pada keesokan harinya otot menjadi kaku serta sulit untuk diajak gerak lincah. Sekadar jalan kaki pun enggak cekatan. Memang diakui barangkali di malam harinya terasa mudah lekas tidur di awal waktu dan tetap terlelap sampai pagi hari. Namun, durasi tidur yang lama itu nyatanya tak mendukung terciptanya suasana hati yang kondusif.
Dua, tiga, atau empat hari setelahnya rasa lelah di badan berangsur hilang. Sayangnya, alih-alih kondisi jiwa ikut berubah menjadi segar dan cerah ceria, malah mengalami gangguan kesehatan mental. Salah satu tandanya yaitu mudah tersinggung, gampang marah, dan sulit untuk mengontrol diri supaya tepat dalam mengambil keputusan. Lebih parahnya mengalami depresi yang salah satu cirinya ingin menyendiri tanpa gangguan.
Baca juga: 3 Alasan Sunmori Termasuk Bagian dari Kegiatan Wisata
Hal di atas dapat terjadi disebabkan lantaran otak bekerja keras guna menyesuaikan antara kenyataan keadaan tubuh yang melemah akibat aktivitas berat dengan hasrat individu untuk tetap berkegiatan harian sesuai jadwal. Di mana, biasanya badan tak pernah diajak kegiatan berat dan olahraga berlebihan lantas tiba-tiba tanpa ada persiapan matang langsung ditekan dan dibebani untuk aktivitas di luar batas kebiasaan.
Sebagai saran, sebaiknya ketika hendak melakukan kegiatan berat dan olahraga "esktra" di luar kebiasaan (baik dari segi durasi, beban, dan jenisnya) harus dilakukan secara bertahap. Dalam beberapa hari sebelumnya dilakukan "pengenalan" dahulu agar tubuh terlatih terlebih dulu. Setelah dirasa badan sudah mampu untuk diberi tekanan melebihi kebiasaan barulah lakukan kegiatan atau olahraga yang lebih berat.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Alasan Kondisi Capek Setelah Kegiatan Berat maupun Olahraga Berlebihan dapat Bikin Mudah Marah"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com