Dolanku.com - Perilaku melampaui batas atau berlebih-lebihan dalam bidang apapun sangatlah buruk. Artinya, meski awalnya perbuatan itu dikatakan baik ketika diterapkan secara melampaui batas akhirnya menjadi perbuatan yang jelek. Intinya, hal baik berubah jadi buruk ketika dijalankan berlebihan.
Contohnya, melakukan sedekah dengan berlebihan di luar kepatutan. Di mana, sebenarnya dia sedang butuh uang mendesak, tetapi justru menyedekahkan uang yang tersisa semuanya tanpa terkecuali. Itu namanya mempersulit diri!
Begitu pula, tatkala berwisata dan bersenang-senang demi memperoleh bahagia juga diterapkan melampaui batas. Tentu yang awalnya berwisata dapat menghasilkan manfaat besar, berubah ke arah merusak kesehatan fisik maupun mental.
Baca juga: 5 Manfaat Melakukan Perjalanan Wisata Bagi Kesehatan Jiwa dan Raga
Memang harus diakui bahwa wisata dan senang-senang dengan sewajarnya tanpa melanggar norma merupakan kebutuhan yang mesti dipenuhi. Tanpa wisata hidup akan terasa hampa. Akan tetapi, itu semua akan menjadi "rusak" saat 5 hal berikut ini dilakukan:
1. Berdurasi Lama atau Berkepanjangan
Orang sekaya apapun dan punya waktu luang sebanyak apapun tetap dilarang untuk berwisata dan bersenang-senang dengan durasi lama atau berkepanjangan. Bayangkan saja, satu bulan full isinya hanya senang-senang tanpa ada jeda. Bisa pula, hampir setiap pekan selama 3 bulan berturut-turut berwisata jauh ke luar kota.
Durasi dan frekuensi (tingkat keseringan) terlalu besar dalam berwisata dapat menyebabkan kebosanan. Alih-alih cara senang-senangnya terus sama tanpa berganti-ganti. Pada akhirnya, bakal penasaran untuk mencoba cara bersenang-senang yang lain. Misalnya seperti narkoba, miras, zina, judi, dan lain-lain.
Dalam konteks yang lingkupnya lebih sederhana, orang yang menghabiskan satu pekan liburan panjang maupun tanggal merah disertai cuti bersama dengan semuanya digunakan untuk berwisata dan bersenang-senang tanpa mengalokasinya untuk lain berarti orang tersebut sedang bermasalah.
2. Pemborosan
Sikap komsumtif atau boros memang suatu yang relatif. Tergantung kondisi, sudut pandang, dan kemampuan masing-masing pelakunya. Lebih jelas, maksud pemberosoan di sini ialah mengeluarkan uang di luar kemampuan dan tanpa memperhatikan pondasi finansial. Bahkan, setelah berwisata dan bersenang-sengang banyak memiliki tanggungan hutang.
3. Menzalimi Orang yang Ditinggal Pergi Wisata
Orang tua punya kewajiban untuk membersamai anaknya di kala senggang. Begitu pula, dalam keadaan khusus seorang anak juga punya tanggung jawab menemani orang tuanya. Di mana, meninggalkan kewajiban sebagai anak atau sebagai orang tua demi mengutamakan wisata dan senang-senang tentulah itu perbuatan zalim.
Begitu pula, para pekerja serta remaja yang sedang menempuh pendidikan yang punya tanggung jawab untuk menuntaskan tugas-tugas tentulah semuanya harus selesaikan terlebih dahulu sebelum berangkat wisata.
4. Tidak Memetik Nilai Manfaat dan Malah Merugikan
Sesudah berwisata atau senang-senang seharusnya ada nilai manfaat langsung maupun tak langsung yang bisa diraih. Misalnya memperoleh inspirasi, mendapat pengalaman berharga, mendapat ilmu pengetahuan baru yang berkesan, dan taktala diperlukan kenalan dengan insan baru.
Dengan demikian, liburan yang dilaksanakan bukan cuma demi mengistirahatkan atau mengalihkan otak dari beban pikiran yang berat. Kalau cuma itu, berwisata di taman kota atau di tempat ibadah sudah lebih dari cukup demi mendinginkan otak.
5. Melakukan Kegiatan Berisiko Kena Penyakit, Berbahaya, dan Bertaruh Nyawa
Berkendara melewati jalur curam yang belum pernah dilalui sebaiknya dihindari. Apalagi ketika wisata itu menggunakan kendaraan pribadi bersama keluarga. Bukan sekadar itu, mendaki gunung di tempat sepi juga sebaiknya dicegah. Terakhir, hal yang tak boleh diabaikan adalah "Apakah setelah berwisata malah terkena penyakit tertentu bawaan dari objek wisata atau tidak?"
[DolanKu/18/05/24]
|
Ilustrasi tempat wisata berbahaya (sumber Pixabay.com/ ignartonosbg) |
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Bentuk Perbuatan Melampaui Batas saat Berwisata dan Bersenang-senang"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com