Harus diakui bahwa sebagian masyarakat Indonesia masih begitu kurang peduli seputar aturan, etika, dan estetika dalam berlalu lintas di jalan raya. Di antara mereka masih banyak yang egois sehingga merasa si paling terpenting dan punya kuasa di antara lainnya, gemar caper (cari perhatian serta pamer), lalai karena menyepelekan pengguna jalan maupun peraturan pemerintah, hingga minimnya kesadaran untuk memperhatikan faktor keselamatan (keamanan dan kenyamanan) dalam berkendara.
Sebagaimana diketahui, guna melihat sejauh mana hidupnya aktivitas di sebuah kota salah satu tolok ukur utamanya yaitu kegiatan dalam berlalu lintas. Di mana, semakin sempurna penerapan tata terbit lalu lintas di suatu kota boleh dikatakan makin berhasil pula pemerintah daerahnya dalam menata wilayahnya. Sebab, peredaran arus kendaraan di jalan raya merupakan urat nadi perekonomian. Nah, saat lalu lintasnya semrawut berisiko besar pula terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut, indikator penilaian suatu kota disebut sebagai daerah paling tertib lalu lintas enggaklah mudah. Semestinya di antara standar yang harus dipenuhi meliputi tingkat kecelakaan (terutama yang berdampak fatal) yang rendah, volume kemacetan sedikit serta berdurasi singkat, kepatuhan pengguna jalan (termasuk pejalan kaki) terhadap semua tata tertib maupun rambu-rambu lalu lintas di sepanjang jalan, sistem penegakan hukum berlalu lintas yang efektif, hingga minimnya konflik (cekcok) antar sesama pengguna jalan.
Boleh dikatakan, para pelancong/wisatawan maupun pengunjung sebuah kota dengan tujuan lain ketika melintasi jalan raya di daerah yang memiliki status kota paling tertib dalam berlalu lintas bakal merasa aman dan nyaman. Mereka menjadi terkagum dengan kepatuhan pejalan kaki ataupun keanggunan gaya berkendara mayoritas pengguna jalan raya. Mereka seolah menikmati hidup di negara lain lantaran saat hilir mudik di sana sungguh memanjakan mata sekaligus bikin tenang. Potensi gugup atau terburu-buru dalam berkendara tak terjadi.
Bayangkan saja, niat hati ingin melintas dengan mudah di suatu kota. Namun, yang terjadi rasa capek baik jiwa maupun fisik disebabkan terlalu lama berada di atas jalan raya. Maksudnya, jika para masyarakat di kota itu tertib lalu lintas maka peluang terjadinya kemacetan tidak terjadi. Kalaupun masih ada macet itu pun enggak parah dan berdurasi lama. Akibatnya, rasa lelah itu ujung-ujungnya dapat meningkatkan angka kecelakaan. Baik kecelakaan tunggal maupun kecelakaan yang melibatkan sesama pengguna jalan.
Itulah tulisan tentang standar ideal sebuah kota pantas dikatakan sebagai yang paling tertib berlalu lintas. Semoga bermanfaat.
|
Ilustrasi kemacetan lalu lintas (sumber gambar Pixabay.com/ Tho-Ge) |
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Standar Ideal Sebuah Kota Bisa Disebut sebagai Paling Tertib Berlalu Lintas di Indonesia"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com