Dolanku.com - Bagi pengguna kereta api yang terbiasa melalui jalur dari ataupun menuju Blitar dan Kediri melewati stasiun Kertosono, Nganjuk pasti kerap mengalami berhenti dengan durasi cukup lama di sana. Bahkan, beberapa penumpang memilih turun dulu dari gerbong kereta untuk sementara waktu sebelum melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta api yang sama. Selain bertujuan menghirup udara bebas, ke toilet, dan sholat ternyata ada pula yang makan pecel khas Kertosono yang ada di sekitarnya.
Perlu diketahui, tidak jauh dari sebelah timurnya stasiun Kertosono ada percabangan jalur kereta yang membentuk huruf Y. Di mana, sisi bawah huruf itu merupakan posisi stasiun Kertosono. Sedangkan, cabang atas sebelah kiri arah ke Kota Surabaya. Adapun, cabang kanan menuju Kota Kediri. Akibatnya, kereta api rute Surabaya-Kediri atau sebaliknya harus menuju stasiun Kertosono terlebih dulu sebelum melanjutkan perjalanan. Kendati demikian, fakta tersebut memang disengaja sehingga tidak dibuatkan jalur yang praktis.
Sebelum dilanjutkan, sebagai informasi bahwa letak stasiun Kertosono berada dekat di sisi baratnya sungai Brantas. Bayangkan, jika tidak menerapkan jalur percabangan di sisi timurnya sungai Brantas seperti di atas maka bakal bikin memakan banyak anggaran untuk membangun dua jembatan lintasan rel kereta. Nah, dengan adanya percabangan tersebut tentu lebih efisien sehingga tidak perlu membuat jembatan berbeda/terpisah. Konsekuensinya, hampir semua kereta api yang melewati stasiun Kertosono harus berhenti dulu. Salah satunya untuk antre menunggu karena status kereta crash.
[Peta online lokasi stasiun Kertosono di Jawa Timur. Cubit atau bentangkan dua jari sekaligus untuk mengecilkan maupun memperbesar ukurannya]
Alhasil, bukan sebuah mengherankan ketika ukuran dan peran stasiun Kertosono jauh lebih besar ketimbang stasiun-stasiun terdekat. Lebih dari itu, sejumlah lokomotif alias kepala kereta (tempat kemudi masinis) kerap digeser posisinya saat berhenti di sini. Di mana, sebelumnya terletak di depan rangkaian gerbong kemudian diputar menjadi di belakangnya. Akibatnya, penumpang yang sebelumnya menghadap ke depan menjadi berubah menghadap belakang setelah terjadi "pemutaran" kepala kereta tersebut.
Uniknya, kerap kali para penumpang menyebut pergantian posisi kepala kereta itu sebagai proses ganti lokomotif kereta. Padahal, bukan mengganti. Akan tetapi, memutar posisi kereta seperti video di atas.
Berdasarkan kabar terbaru, demi mempersingkat waktu tempuh perjalanan dan melayani pelanggan kereta api dengan nyaman, sekarang ini diaturlah agar tidak banyak kereta api yang berhenti di stasiun Kertosono.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Alasan Banyak Kereta Api yang harus Berhenti di Stasiun Kertosono Kabupaten Nganjuk"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com