Dolanku.com - Ada sebuah ungkapan "Kebahagiaan di hidupku telah sirna akibat kehilangan orang yang paling dicinta. Masa sekarang dan seterusnya masih sanggup aku jalani karena tak lebih dari sekadar formalitas demi menuntaskan tugas-tugas sebagai hamba Tuhan dan menjalankan perintah agama." Sungguh, pernyataan tersebut amat memperlihatkan rasa dramatis sekaligus pesimis tentang masa depan. Di sisi lain, barangkali terlalu cinta buta (fanatik) terhadap seseorang yang sudah lewat di waktu lampau.
Siapa sih yang enggak bahagia hidup bersama hingga menua dengan orang yang paling dicintai? Siapa sih yang tidak semangat membahagiakan hidup orang yang kita cintai dan dia juga sangat mencintai kita? Jika posisinya kita yang mencintai tapi cinta dia hanya setengah-setengah (enggak tulus) maka teramat mungkin rasa sakit akibat kehilangan dia tak begitu bikin menderita. Namun, beda cerita kalau ternyata satu sama lain saling mencintai yang nyatanya takdir tidak menyatukan lantaran sudah ditinggal nikah duluan.
Berikut ini cara hidup bahagia meski tanpa harus bersama dengan orang yang paling dicintai:
1. Fokus Menjadi Penganut Agama yang Taat
Rutin menjalankan perintah agama di dalam Rumah Ibadah merupakan salah satu cara untuk menjadikan diri sendiri sebagai individu "berharga." Begitu pula, mengikuti kegiatan-kegiatan pada komunitas keagamaan tak boleh ditinggalkan. Lebih dari itu, kalau memang sudah merasa gagal menjalin hubungan percintaan dengan orang yang paling dicintai, janganlah gagal juga dalam mencintai Tuhan. Ibarat kata, boleh saja kehilangan semuanya di dunia ini tapi jangan sampai iman di dada hilang.
2. Menjauhi Daerah yang Membangkitkan Kenangan Bersamanya
Pergi jauh adalah kunci utama agar berangsur-angsur bisa melupakan orang yang paling dicintai. Melupakan ingat tentang dia tentunya sulit sekali. Akan tetapi, meninggalkan dia beserta hal-hal yang mampu membangkitkan kenangan bersamanya tentu jauh lebih mudah. Merantau atau pindah ke luar kota merupakan solusi nyata bagi kedua belah pihak. Dia tidak merasa terganggu akibat hati sering gelisah. Sebaliknya, kita juga enggak terus-terusan ingin bertemu dengannya tatkala tetap tinggal di kota yang sama.
|
Ilustrasi bahagia di usia senja (sumber Pixabay.com/ Exau_plk) |
3. Lampiaskan dengan Kegiatan Bermanfaat bagi Masyarakat
Menjadi insan yang berguna bagi sesama sungguh sangat mulia. Bentuk nyata kegiatan bermanfaat bagi masyarakat ialah bersedekah harta (infaq, wakaf, menyumbang, dan lain-lain), menjadi tokoh (figur pada bidang agama, sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya), hingga selalu ikut andil dalam kegiatan bermanfaat di tengah-tengah masyarakat sekitar. Intinya, sibukkan dan tumpahkan energi untuk hal-hal yang bermanfaat.
4. Raih Kompensasi Sebagai Peredam Gejolak Hati
Fokuslah mengembangkan diri supaya dapat mencapai apa-apa yang telah lama diimpikan. Kalau memungkinkan, perkaya diri agar semakin tambah mudah dalam mendapatkan kompensasi. Dengan itu, kebahagiaan akan sangat mudah diperoleh. Bayangkan saja, sudah mengalami patah hati yang diperparah kondisi ekonomi sulit, tentulah itu bakal menambah beban hidup makin rumit. Harus diakui, barangkali kompensasi yang diperjuangkan itu tak bisa menggantikan seseorang yang dicintai. Akan tetapi, setidaknya mampu meredam gejolak di hati.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "4 Cara Hidup Bahagia Walau Bukan Bersama Orang yang Pernah Paling Dicintai dalam Hidup"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com