Dolanku.com - Sopir bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) dikenal sangat lihai dalam melajukan kendaraan berpenumpang dengan kapasitas besar tersebut. Apalagi, bagi mereka yang sudah menguasai medan jalan akibat terlalu sering alias terbiasa melewati jalur trayek yang sama terus-menerus. Di mana, bus umum tersebut tentulah memiliki alur dan jadwal tersendiri yang sudah ditetapkan. Ibarat kata, cara menyetirnya sudah "autopilot" sehingga seolah secara tiba-tiba sudah sampai tujuan begitu saja.
Artinya, enggak cuma rute arah belok kanan atau ke kiri yang telah dihafal. Lebih dari itu, bukan hal berlebihan tatkala sopir bus AKAP disebut mengetahui sisi mana saja keberadaan lubang di jalan yang mesti dihindari oleh putaran ban. Kemudian, mana saja lokasi yang kerap macet. Lalu, lintasan mana saja yang biasanya banyak mendatangkan penumpang. Bahkan, dalam keadaan "darurat" pun si sopir AKAP mampu melibas padatnya jalan dengan sat set menerjang kepadatan penuh kelak-kelok.
Baca juga Pengalaman Pribadi Naik Bus Ukuran 3/4 Jurusan Surabaya ke Blitar Via Pare
Penghasilan yang diraih sopir bus AKAP biasanya berdasarkan setoran minimal yang harus diberikan ke perusahaan. Maksudnya, jika setoran itu sudah terlampau jumlahnya maka sisa hasil uang yang diperoleh menjadi milik awak bus (sopir, kondektur, dan kenek). Namun, ada juga Perusahaan Otobus atau PO yang menerapkan sistem gaji maupun persenan/presentase. Tentu, dengan catatan kinerja sopir dan awak lainnya dalam pengawasan ketat agar tak mencurangi laporan pendapatan tiket.
Adapun, untuk sopir bus pariwisata memiliki jalur/trayek yang tidak menentu sesuai permintaan pihak penyewa. Alhasil, dalam kondisi jalan di lokasi wisata yang mempunyai tingkat perjalanan ekstrim, bakal diserahkan kepada sopir senior yang sudah berpengalaman. Kalau titik tempat keberadaan wisata di jalur "wajar" mungkin mayoritas laju bus cukup diserahkan kepada sopir junior (pengemudi cadangan) yang butuh tambahan jam terbang supaya semakin mahir dalam mengendalikan bus besar. Sopir senior cukup jadi pendamping.
|
Ilustrasi bus pariwisata (sumber Pixabay) |
Hal yang perlu diketahui, biasanya sopir bus AKAP punya pengalaman menyetir bis pariwisata. Sebaliknya, sopir bus pariwisata terkadang juga difungsikan sebagai sopir bus AKAP. Dengan kata lain, dalam komunitas sopir bus bukan hal aneh di kala seorang sopir bis AKAP dulunya pernah menjadi sopir bus pariwisata atau sebaliknya. Malahan, dalam kategori tertentu satu sama lain tumpang tindih disesuaikan dengan jadwal menyopir. Di waktu kosong tanpa kerja, boleh jadi serta-merta menerima tawaran jasa menjadi sopir pengganti atau disebut kerja sambilan.
Persamaannya antara sopir bus AKAP dengan sopir bus pariwisata yaitu sama-sama mengemudikan bus yang berukuran besar. Sangat jarang bus AKAP berukuran kecil. Begitu pula, bis pariwisata amat langka ukurannya mungil. Bagaimanapun, bus ukuran besar lebih bermanfaat untuk perjalanan jarak jauh dengan jumlah penumpang yang melimpah ketimbang bus kecil tapi berjumlah dua ataupun tiga.
Baca juga Untung Rugi Tidur saat Naik Bis Umum Maupun Bus Pariwisata
Persamaan berikutnya yaitu sama-sama membutuhkan kenek atau pendamping untuk memandu saat dibutuhkan dan tentunya bertugas sebagai navigator. Bayangkan saja, betapa membuat sopir kebingungan ketika bus ukuran besar harus dikemudikan dalam jarak jauh tanpa disertai aba-aba "peringatan" dari pendampingnya. Itu berdampak menguras energi dan membebani pikiran. Terlebih bus AKAP, jauh lebih membutuhkan awak lain untuk mengkoordinir pembayaran dari penumpang bus.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Perbedaan serta Persamaan Antara Sopir Bus Pariwisata dan Bus AKAP"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com