Dolanku.com - Beberapa waktu lalu telah terjadi sejumlah insiden kereta api yang menabrak kendaraan di perlintasan rel pada jalan raya. Bahkan, ada pula orang yang sengaja menabrakan diri ke jalur kereta api yang berujung kehilangan nyawa, dengan tubuh terburai tak karuan. Namun, kenapa masinis "hanya" mampu membunyikan klakson tanpa disertai tindakan pengereman?
Dilarang berburuk sangka dulu pada pengemudi kereta api di atas. Sebab, kereta api memang tidak bisa berhenti atau mengerem mendadak. Lagi pula, ada banyak alasan kenapa kereta tidak bisa rem secara mendadak untuk cegah kecelakaan. Salah satunya, diakibatkan kereta api memiliki rangkaian gerbong panjang dan berbobot sangat berat.
Artinya, meski masinis mengetahui keberadaan kendaraan atau manusia di perlintasan kereta yang "menghadang," dalam kondisi tertentu (misalnya sudah sangat terlalu dekat) tak akan bisa berbuat apa-apa kecuali seolah-olah sekadar mengklakson. Apalagi tatkala muatannya sangat berat dan rangkaian gerbongnya amat panjang, tentu butuh waktu dan jarak untuk betul-betul bisa berhenti total.
Perlu diketahui, rata-rata untuk kereta penumpang terdapat 8-12 gerbong dengan berat hingga mencapai 600 ton. Bobot tersebut belum termasuk jumlah para penumpang serta beban barang bawaannya. Alhasil, kereta api memerlukan banyak energi pengereman dan waktu cukup lama untuk membikin rangkaian gerbong benar-benar terhenti.
Faktor selanjutnya yang berpengaruh terhadap adanya jarak tertentu yang diperlukan untuk pengereman kereta api yaitu kecepatan. Maksudnya, makin tinggi kecepatan semakin panjang pula jarak yang dibutuhkan untuk proses mengerem sampai pada titik "pemberhentian." Di mana, proses perlambatan dalam mengerem ternyata memang disengaja.
Bayangkan saja, ketika kendaraan dalam keadaan kecepatan tinggi tiba-tiba berhenti mendadak. Tentu efeknya enggak jauh beda layaknya bus, mobil, dan sepeda motor menerapkan rem secara mendadak. Sudah kebayang-kan apa yang terjadi? Apalagi, diperparah muatan bus dan mobil itu sangat berat, makin berpeluang adanya roda tergelencir.
Penyebab berikutnya yang membuat kereta api tidak bisa rem secara mendadak untuk cegah insiden ialah kondisi cuaca, bidang kemiringan rel (lintasan), kontur tanah landasan rel, jenis rem (blok besi cor atau blok komposit), jenis kereta api (kereta barang atau kereta penumpang). Serta terdapat faktor human error seperti tingkat pengalaman masinis dan keadaan konsentrasinya.
Kondisi di dalam gerbong kereta api (sumber foto koleksi pribadi) |
Nah, sebagai informasi bahwa sistem pengereman kereta api sekarang ini menggunakan jenis rem udara. Cara kerjanya, jika masinis mengaktifkan sistem pengeraman maka seketika itu membikin udara bertekanan mengalir ke seluruh arah roda kereta api sehingga menekan/menggesek kampas rem ke tromol atau cakram. Nah, dari gesekan itulah akan membuat kereta berhenti.
Lantas muncul pertanyaan, "Apakah lebih baik tak mengerem saja kalau hasilnya tetap menabrak kendaraan besar di perlintasan?" Tentunya mengambil keputusan dengan tetap melajukan kereta, juga sangat berisiko besar terhadap keselamatan. Bukan cuma mencederai penumpang. Lebih parah kereta api bisa saja keluar dari jalur rel sampai terguling. Akibatnya, sangat mungkin ada korban jiwa.
Hal yang sama, saat melakukan mekanisme rem darurat, yang diterapkan melalui alat "tarik" pengereman yang tersedia di semua gerbong kereta (termasuk gerbong penumpang). Di mana, dengan menarik tuas rem tersebut bikin katup saluran angin terbuka sehingga mengalir alias menjalar ke seluruh roda kereta api.
Sayangnya, lantaran angin butuh waktu untuk menyebar secara serentak, sebagai solusinya pengereman dilakukan secara perlahan tidak langsung "mengunci mati" kampas rem. Alasannya, jika tekanan udara dilepaskan secara tiba-tiba pada satu titik roda saja, menjadikan pengereman tidak seragam (serentak). Akhirnya, menyebabkan gerbong tertentu terdorong atau terseret yang berbuah terguling maupun tergelincir.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Alasan Kereta Api Tidak Bisa Rem Secara Mendadak untuk Cegah Insiden"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com