Dolanku.com - Penginapan rumahan, rumah tinggal, rumah singgah, atau kerap disebut homestay adalah hunian sementara berbayar yang difungsikan hanya untuk istirahat, mengamankan barang bawaan, dan tidur untuk waktu sebentar sehingga dengan itu dapat mudah untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan utama. Dengan kata lain, menginap di homestay memiliki fasilitas sangat-sangat sederhana. Terpenting sudah nyaman untuk istirahat.
Keberadaan homestay amat diperlukan di berbagai jenis wisata. Baik itu wisata alam, buatan (wahana teknologi), pedesaan, maupun perkotaan. Namun, rumah penginapan tersebut tatkala berada di daerah perkotaan kecil atau area wisata elit akan berubah namanya menjadi villa. Memang harus diakui, antara homestay dengan villa terdapat perbedaan. Bukan cuma harga. Akan tetapi, fasilitas dan kemegahan rumah pun juga berbeda.
Baca juga Ubud Cottages Malang Adalah Penginapan Murah 300-an Ribu, Mewah, dan Khas Bali di Pinggir Kota Malang
Sebagaimana model penginapan lain, eksistensi homestay betapa sungguh bergantung pada tamu/pelanggan. Makin sedikit konsumen yang menyewa semakin suram pula nasibnya. Alhasil, ketika antara biaya operasional (perawatan) dengan penghasilan yang diterima enggak seimbang, tentunya lebih bijak ditutup saja. Apalagi, penyebab penurunan omset tersebut sudah diketahui dan sulit untuk diakali agar pengunjung mau datang kembali.
|
Rute dari Desa Wonorejo menuju Pantai Bama (sumber gambar dari Google Maps) |
Kasus di atas juga telah terjadi di berbagai penginapan rumahan yang terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Di daerah tersebut merupakan lokasi transit/singgah bagi wisatawan yang ingin berkunjung atau keluar dari wilayah Taman Nasional Baluran. Di mana beberapa waktu tahun lalu, setidaknya berdiri 20-an lebih rumah tinggal sementara berbayar di desa itu.
Sayangnya, kini banyak homestay yang tutup permanen. Tercatat, cuma sekitar separuh homestay memutuskan tetap bertahan membuka bisnis penginapan. Itupun, nyatanya mengalami kembang kempis lantaran pesanan sewa rumah tak sebanyak dulu lagi. Nah, penyebab utama ambruknya usaha penginapan tersebut disinyalir berupa adanya perbaikan akses jalan aspal menuju Taman Nasional Baluran berubah jadi sangat mulus.
Di satu sisi, memang kemudahan akses masuk daerah wisata Baluran sangat memanjakan para pelancong dalam negeri maupun mancanegara. Sebab, sekarang kondisi jalan aspal sudah begitu mulus berakibat membikin durasi tempuh menjadi hanya perlu 15 menit. Padahal, dulu butuh waktu beberapa jam serta tentunya menguras akal waras untuk berkonsetrasi dan bersabar demi melintasi jalan alami yang penuh gelombang.
[Peta online lokasi Desa Wonorejo dan Pantai Bama di Jawa Timur. Cubit atau bentangkan dua jari sekaligus untuk mengecilkan maupun memperbesar ukurannya]
Nahasnya, di sisi lain fakta itu ternyata menjadi salah satu faktor menurunnya angka kunjungan tamu pada beberapa homestay di Wonorejo. Para wisatawan yang ingin menikmati matahari terbit (sunrise) di pantai Bama maupun menikmati pemandangan di Bekol Savana, memutuskan enggak usah menginap atau berhenti di Wonorejo. Apalagi jaraknya tak melebihi 13 kilometer, yang tentu terbilang sangat dekat dengan kondisi aspal yang memanjakan penggunanya.
Baca juga 7 Kelebihan Hotel Syariah Dibanding Penginapan Konvensional
Guna menghadapi tantangan mendadak dan mendesak di atas, perangkat desa Wonorejo menganjurkan pengelola homestay untuk melakukan inovasi berupa meningkatkan kualitas maupun kuantitas fasilitas serta layanan. Diharapkan, para tamu yang ingin berwisata tidak lagi menjadikan daerah tersebut sebagai aksi "buang lelah" saja. Lebih dari itu, mereka juga merasakan sensasi berbeda dan berkesan saat menginap di Wonorejo.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Penginapan Rumahan di Situbondo Banyak yang Tutup Permanen, Imbas Aspal Mulus Menuju Taman Nasional Baluran"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com