Dolanku.com - Banyaknya korban jiwa serta cidera dalam kecelakaan kapal laut yang tenggelam salah satunya ditengarai oleh para penumpang yang gegabah dengan langkah terburu-buru lantas panik langsung lompat ke air. Nasib malang, para penumpang yang mencebur ke laut tersebut berakibat hilang. Artinya, jasad (entah masih bernyawa atau tidak) sangat sulit ditemukan setelah kapal yang ditumpangi juga turut tenggelam.
Guna antisipasi alias mencegah terjadinya dampak fatal dalam insiden kandasnya kapal laut, penting diperhatikan bagi penumpang agar memahami bagaimana cara menyelamatkan dan mengamankan diri tatkala mengalami kecelakaan kapal. Hal yang terpokok dan utama yaitu jangan langsung mencari pintu, jendela, atap, buritan (bagian belakang), maupun deck/geladak kapal (lantai luar kapal yang berada di pinggiran serta depan kapal).
Baca juga 5 Kelebihan Berwisata di Lautan
Selanjutnya, tindakan pertama (tentunya setelah mengamankan barang penting pribadi) ketika menemukan tanda-tanda kapal bakal tenggelam ialah menemukan pelampung yang disediakan oleh pengelola kapal, lalu menuju sekoci (perahu penyelamat berukuran kecil yang dibawa oleh kapal lebih besar sebagai serep). Oleh sebab itu, penumpang perlu mengetahui di mana saja tempat-tempat krusial. Misalnya meliputi keberadaan tangga naik-turun, letaknya jaket pelampung, lokasi pintu darurat/keluar, titik kumpul, dan penanda lainnya.
Patut diperhatikan secara serius, dilarang keras langsung memakai pelampung sebelum benar-benar tiba di titik kumpul atau bagian terluar kapal. Alasannya, memakai rompi/ban/jaket pelampung justru mempersulit gerak di kala melalui lorong-lorong sempit. Terkadang, kalau para anggota kru kapal memang profesional tentu mereka memberi instruksi secara jelas dan tegas demi bisa mengarahkan penumpang harus menuju ke mana.
Pahami dengan betul, dalam situasi darurat, karakter penumpang satu sama lain berbeda. Namun, pada umumnya mereka menjadi panik sehingga bikin kacau tanpa terkendali. Mereka menjadi lebih egois untuk memikirkan diri sendiri beserta keluarganya. Dengan begitu, jangan berharap banyak menerima bantuan dari pihak lain. Malahan, kru kapal dan penumpang yang pandai berenang pun juga lebih pilih memikirkan keselamatan sendiri.
Akan tetapi, pada kapal atau perahu besar yang mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP) ketat menjadikan para kru lebih bertanggung jawab. Maksudnya, ikuti arahan dari anggota kru. Dalam kondisi terkena tragedi, para kru sudah terlatih dengan baik guna melakukan tindakan penyelamatan. Di antaranya, membimbing penumpang untuk masuk ke sekoci yang telah disiapkan, lantas menurunkannya sesudah terisi penumpang. Kesimpulannya, melompat ke laut merupakan pilihan terakhir.
Baca juga Misi Earth 300, Sebuah Kapal Laut yang Ingin Menjadi Penyelamat Dunia di Masa Depan
Kesadaran atau pemahaman seluruh penumpang terhadap risiko bencana kebakaran maupun tenggelam, sebaiknya sudah dipersiapkan sejak awal. Dengan itu, harapannya peluang selamat dan bertahan hidup akan makin lebih besar. Bahkan, saat terjadi mati lampu ataupun keadaan gelap seyogyanya penumpang tahu mesti melangkah ke mana. Artinya, enggak ada salahnya banyak berjalan-jalan selama pelayaran berlangsung sembari menghafal rute penyelamatan diri.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Kenapa Penumpang Dilarang Langsung Melompat ke Laut Ketika Kapal Kandas?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com