Dolanku.com - Wisata merupakan kegiatan netral. Artinya, ketika dibumbui hal-hal yang haram (melanggar syariat agama) pasti berbuah dosa. Sebaliknya, saat aktivitas tersebut difungsikan sebagai selingan di tengah penatnya pekerjaan sembari bertadabur, tentulah itu sebuah kebajikan. Intinya, jadikan berwisata sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada-Nya.
Sayangnya, akhir-akhir ini tergolong banyak umat Islam yang dalam berwisata ternyata melampaui batas. Dalam maksud agenda wisatanya diterapkan secara berlebih-lebihan sehingga bikin lupa diri, lupa agama, dan lupa Allah Subhanahu wa ta'ala. Bukan malah bersyukur dan menghambakan diri kepada-Nya, justru penuh maksiat.
Baca juga 5 Kriteria Sebuah Game dan Permainan Digital yang Diharamkan Islam
Berikut ini ciri-ciri wisata yang melampaui batas menurut umat Islam:
1. Berpakaian Tidak Sesuai Mestinya (Banci, Tomboy, dan Buka Aurat)
Kalau ada jenis wisata yang menyajikan aksi lucu (banyol) alias komedi beberapa orang yang menggunakan pakaian tak semestinya sebaiknya jangan ditonton. Contohnya meliputi seorang lelaki memakai daster maupun bikini, Ibu-ibu menggunakan kumis atau jenggot palsu dengan berbusan jas laki-laki, hingga ada yang pria serta wanita yang membuka aurat/vulgar.
2. Aksi yang Mengundang Syahwat
Hiburan apapun itu yang mampu mengundang syahwat bagi mayoritas penonton, sudah pantas dihindari. Sebut saja seperti berjoget-joget secara erotis, mengeluarkan suara/nyanyian yang manja sehingga menimbulkan fitnah, gerakan seperti senam secara serentak yang diterapkan dengan penuh pancingan birahi, dan masih banyak lagi.
3. Mengganggu atau Menzalimi Kehidupan Sosial
Mengekspresikan rasa gembira dan bersenang-senang bagi masing-masing orang memang berbeda caranya. Kendati seperti itu, apapun alasannya tatkala aktivitas wisata itu menimbulkan kegaduhan, sudah barang tentu dilarang. Bagaimanapun, kehidupan sosial secara umum wajib dijaga ketentramannya. Intinya, jangan sekali-kali mengganggu orang lain. Apalagi menzalimi banyak orang.
Tindakan di atas dapat menjadi provokasi yang berujung permusuhan dan timbul kebencian. Contoh bentuk kegiatan senang-senang yang menzalimi kehidupan sosial yaitu menyetel atau membunyikan sound dengan volume teramat keras. Bayangkan, bagaimana orang-orang yang sedang sakit (butuh istirahat) dipaksa mendengar suara gaduh. Begitu pula, bayi dan orang sepuh yang butuh menjalani hidup tenang tanpa gangguan yang tak penting.
4. Mengandung Unsur Zina, Judi, dan Mabuk
Menonton pertandingan, perlombaan, permainan, atau hiburan tertentu yang mengandung unsur judi lebih bijaknya dijauhi. Tentunya wisata yang mengandung zina dan mabuk juga wajib dihindari. Tiga serangkai tersebut kerap dijumpai pada destinasi hiburan malam. Bahkan, untuk aksi mabuk-mabukan cukup gampang dijumpai pada acara karnaval/pawai di jalanan.
5. Meninggalkan Ibadah Wajib
Arti dari melampaui batas (berlebih-lebihan) enggak cuma terkait durasi (jangka waktu). Akan tetapi, ternyata lokasi dan tema/topik yang dijadikan wisata juga telah melewati batasan aturan agama Islam. Dilakukan hingga melalaikan kewajiban (seperti sholat) serta dilakukan di area yang disucikan oleh umat Islam. Misalnya, beribadah haji ternyata mengabaikan rukun dan syarat sahnya hanya bertujuan cari hiburan.
Wisata religi di Makkah (sumber pexels.com) |
6. Merusak Ekosistem di Alam
Islam mengajarkan penganutnya untuk menanam pohon. Perintah tersebut sejatinya merupakan bentuk sederhana dalam menjaga alam. Sebab, bumi ini sangat membutuhkan pohon untuk menyokong keseimbangan ekosistem. Oleh sebab itu, berwisata yang dilakukan secara berlebihan dengan cara merusak alam sejatinya perbuatan dosa.
Contoh perilaku merusak alam meliputi buang sampah sembarangan, membakar api unggun tanpa kontrol, menebang pohon, sampai menyiksa hewan. Termasuk pula, tanpa terkecuali mengeksploitasi hewan sirkus dan perlombaan binatang. Terlebih lagi makhluk tersebut berakibat menjadi cedera, cacat, dan kematian.
Baca juga Berwisata Adalah Hak dan Kebutuhan Setiap Manusia
7. Merusak Akidah dan Iman
Jadilah umat Islam yang berakhlak mulia di mana pun tempatnya. Kalau memang dirasa tempat wisata tersebut telah membuat aqidah dan iman jadi rusak, lebih baik pergi tanpa perlu memberi caci maki. Oleh sebab itu, sebelum mengunjungi tempat-tempat wisata tertentu disarankan teliti dulu apakah destinasi wisata yang bakal dikunjungi berpotensi menimbulkan kebatilan.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "7 Ciri-ciri Wisata untuk Bersenang-senang yang Melampaui Batas Sehingga Sebaiknya Ditinggalkan oleh Umat Islam"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com