Terbaru · Info · Kebahagiaan · Destinasi · Penginapan · Berita · Opiniku · Wisataku · Kendaraan · Wisata Religi · Privacy Policy · Daftar isi · Tentang Kami ·

Alasan Kopi Starbucks di Vietnam Kalah Laris Dibanding Indonesia

Dolanku.com - Merek sangat menentukan kesuksesan bisnis di suatu wilayah. Bukan cuma disebabkan oleh faktor nama, citra baik, atau jejak rekam pemilik (pemegang hak cipta) merek tersebut. Lebih dari itu, lantaran pengelola usaha di merek tertentu memang secara serius menjaga kualitas. Bahkan, tetap profesional di mana pun tempat cabang yang baru dibukanya.


Termasuk pula merek kedai kopi bernama Starbucks yang merupakan waralaba (franchise) kuliner minuman bertajuk "warung kopi" modern yang paling terkenal di dunia. Di mana, perusahaan tersebut terbukti lebih tangguh dibanding merek kedai kopi lainnya, saat menghadapi badai krisis ekonomi maupun budaya masyarakat sekitar yang "anti" peradaban asing.

Baca juga Saran Penting Bagi Pemula yang Ingin Mencari Kebahagiaan dengan Cara Mengonsumsi Kopi

Dalam kasus tertentu, ternyata bisnis Starbucks di satu negara tak semulus seperti halnya di negara lain. Ambil kasus contohnya yaitu Starbucks di vietnam ternyata tak begitu menggembirakan dibanding Indonesia. Namun, ternyata nasib Starbucks masih terlihat mujur ketika disandingkan dengan pesaing lainnya yang sudah banyak berguguran. Maksudnya, bisnis tersebut masih terbilang bagus.


Di seluruh negara vietnam, Starbucks memiliki 96 kedai. Adapun, jaringan bisnis minuman kopi amerika serikat lainnya yaitu The Coffe Bean & Tea Leaf hanya ada 15 lokasi, sesudah 15 tahun berdiri di sana. Di sisi lain, perusahaan asal china Mellower Coffe baru-baru ini bakal mengumumkan cabut dari sana setelah 4 tahun berbisnis. Lebih parah lagi, Gloria Jenas's asal australia sudah hengkang sejak 2017.


Sebagaimana diketahui, tampilan dan tata ruang kedai kopi Starbucks sangat terlihat mewah bagaikan bintang lima di mata sebagian masyarakat kecil. Maksudnya, sebagian konsumen Starbucks di vietnam mengunjungi tempat nongkrong tersebut bukan untuk minum kopi. Melainkan ada maksud lain. Sebab, nyatanya beberapa konsumen ditemukan tidak menyukai aneka jenis kopi "aneh."

Salah satu kedai Starbucks, lokasi di negara mana belum ditelusuri (sumber pexels.com)

Perlu diketahui, masyarakat vietnam lebih suka minuman kopi lokal. Selain bijinya mesti asli ditanam pada tanah negara sendiri, nyatanya untuk pengolahan serta cara penyajian lebih suka pakai metode tradisional khas rakyat di sana. Alhasil, kalau pun mereka ke Starbucks sejatinya bukan untuk minum. Akan tetapi, salah satunya hendak bergaya dan bisa ambil swafoto guna dipamerkan.


Para peminum kopi tradisional vietnam lebih suka rasa kopi yang nendang, kuat, dan wangi. Semua itu didapatkan dengan cara lama, yang sejauh ini telah diterapkan semenjak dahulu kala. Mereka enggak suka rasa kopi yang hambar dan ringan, yang menyebabkan aroma kopi tidak begitu muncul. Lagi pula, jenis kopi yang biasa dikonsumsi yaitu robusta, yang tentunya lebih kuat dan terasa lebih pahit.


Terbukti, vietnam merupakan negara eksportir kopi terbesar ke dua di dunia. Dengan maksud lain, rakyat vietnam sebagaimana thailand dan Indonesia, sebetulnya enggak anti minuman kopi. Sayangnya, harga kopi di Starbucks bagi mayoritas penduduk lokal dirasa terlalu mahal. Mungkin, konsumen Starcbuck di thailand mayoritasnya adalah turis asing, sehingga jumlah konsumennya lebih banyak daripada vietnam.


Uniknya, waktu 10 tahun berlalu setelah waralaba dari amerika serikat itu bercokol di vietnam, dapat disimpulkan bahwa masyarakat vietnam tergolong penyuka kopi. Namun, seperti yang disampaikan di atas. Mereka amat nyaman menyeduh kopi lokal ketimbang harus pergi ke kedai kopi modern. Akibatnya, pembeli Starbucks sebagian dari mereka enggak betul-betul ingin minum kopi di sana.

Baca juga 5 Cara Minum Kopi yang Tepat Agar Semakin Bikin Bahagia

Antara jumlah "warung kopi" dengan perbandingan jumlah penduduk yang ada, vietnam memiliki rasio kurang dari 1 kedai kopi digunakan untuk melayani  1 juta orang. Padahal, thailand rasionya sekitar 7 gerai untuk setiap 1 juta orang. Sedangkan, di Indonesia memiliki 2 kedai untuk dipakai setiap 1 juta orang. Artinya, Indonesia jauh lebih berpotensi laris dua kali lipat dibanding vietnam.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Alasan Kopi Starbucks di Vietnam Kalah Laris Dibanding Indonesia"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com