Dolanku.com - Salah satu kecenderungan utama bagi mayoritas konsumen bidang kuliner di Indonesia yaitu mencari makanan berharga murah dan porsinya banyak. Urusan enak/nikmat atau tidak, masalah belakangan. Terpenting rasanya masih mampu ditoleransi oleh lidah. Artinya, tingkat lezatnya standar dan beraroma sewajarnya sudah cukup bikin mereka untuk balik ke warung makan lagi.
Bagi sebagian masyarakat Nusantara, selera terhadap makanan bersifat relatif. Di sisi lain, urusan harga sudah menjadi hal mutlak yang tak boleh ditawar-tawar lagi. Wajib ramah kantong dan bisa diandalkan jadi langganan di kehidupan sehari-hari. Akibatnya, meski makanan rasanya enak luar biasa, tapi nyatanya harga sudah di luar logika (tak terjangkau) bagi mereka percuma saja.
Baca juga Ilustrasi Sederhana Strategi Bisnis "Bakar Duit" Demi Keuntungan Besar
Sebagai info, sejak masa pandemi awal 2020 hingga akhir 2022 jumlah lalu lintas penggunaan aplikasi antar makanan padat sekali. Banyak masyarakat yang termanjakan oleh fasilitas jasa pengiriman makanan berbayar. Pada waktu itu, banyak platform yang berlomba-lomba saling perang harga untuk memberikan harga paling murah pada pelanggan. Dengan kata lain, mereka "membakar uang."
Kini, sesudah memasuki triwulan kedua tahun 2023 orderan terhadap aplikasi antar makanan telah menurun tajam. Hal itu berbanding lurus dengan fakta tentang jumlah mitra ojek online (ojol) yang jumlahnya turun drastis. Penyebabnya, strategi bisnis "bakar uang" sudah tidak marak lagi. Padahal, dulu pengguna aplikasi sering memperoleh diskon (potongan harga) dan cashback (uang kembalian).
Harga murah, malah seringnya harga jauh di bawah saat beli langsung ke rumah makan, sudah teramat sulit untuk dijumpai di aplikasi jasa antar makanan. Kalau pun ada iming-iming harga makanan lebih murah ketimbang beli langsung di warung makan, ternyata biaya jasa antarnya sudah naik tajam. Artinya, konsumen tetap merasa rugi lantaran harganya jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya.
|
Ilustrasi makanan yang dibeli lewat aplikasi jasa antar makanan (sumber foto koleksi pribadi) |
Keluhan-keluhan yang dilontarkan pelanggan telah mulai muncul belakang ini. Lebih dari itu, para pengelola aplikasi jasa antar makanan yang juga merangkap ojol maupun marketplace kebingungan memempertahankan bisnisnya. Sebab, selama ini mereka menarik dan mempertahankan jumlah konsumen agar tetap setia memakai cara yang sama yaitu berupa "bakar duit." Maksudnya, satu sama lain tak ada strategi pembeda.
Pelanggan hanya bakal menunggu kapan ada bonus dan diskon datang kembali sehingga dapat membeli dengan harga murah. Uniknya, mayoritas pengguna aplikasi yang sudah melek teknologi enggan untuk melirik atau tergoda membeli menu di rekomendasi hidangan lain. Bagi mereka, urusan ketepatan waktu pengantaran dan pelayanan (sopan santun) orang yang mengantar makanan sudah menjadi hal umum.
Nah, masa sekarang ini orang yang order makanan lewat aplikasi bukan lagi sebagai aktivitas harian yang sering dilakukan. Melainkan, sekadar menjadi kebutuhan mendesak belaka saat mengalami kondisi benar-benar repot. Bahkan, bukan suatu hal berlebihan ketika barangkali disebut sebagai kebutuhan tersier (mewah). Alasannya, memesan via aplikasi untuk memenuhi gaya hidup dan jaga gengsi.
Baca juga Alasan Wisata Belanja Sangat Bikin Nagih
Salah satu terobosan yang dilakukan oleh pengelola aplikasi guna mempertahankan pelanggan ialah membuat program pembelian voucher, pemberian "tanda khusus" bagi pelanggan loyal, hingga memberi reward pada konsumen yang telah berkontribusi (berkomentar, aktif melihat menu restoran, dan memberikan penilaian bintang pada driver maupun tempat makan). Sayangnya, semua itu rasanya masih buntu.
Sebab, hingga kini faktanya memperlihatkan banyak konsumen yang fokus mengejar diskon dan bonus, ketimbang harus melakukan hal-hal lain yang dianggap mereka terlalu rumit atau ribet. Kadang ada yang khawatir berisiko besar di kemudian hari. Misalnya, tiba-tiba sudah terlanjur bayar langganan agar dapat bonus ternyata ujung-ujungnya hangus.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Aplikasi Jasa Antar Makanan sampai Kapan Mampu Bertahan?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com