Dolanku.com - Habituasi adalah pembiasaan atau penyesuaian terhadap, dengan, atau untuk sesuatu hal sebagai salah satu bentuk dari proses pembelajaran dasar. Di mana, sebuah pembiasaan positif yang diterapkan secara konsisten diyakini mampu menghadirkan kesejahteraan emosional bagi individu sehingga berujung pada terjaganya kestabilan kesehatan mental.
Habituasi positif adalah kegiatan baik, bagus, unggul, bermutu, atau berkualitas yang dilakukan berulang-ulang dan terus-menerus hingga pada akhirnya menjadi jati diri yang melekat pada insan. Di antara aktivitas positif yang dimaksud meliputi menata perkataan, perbuatan, mimik muka, sampai gerak tubuh supaya enggak memancarkan energi negatif.
Sebagaimana diketahui bahwa fungsi kebahagiaan bagi seseorang ialah berguna dalam memperluas pemikiran yang dimiliki serta membangun sumber daya diri. Artinya, bahagia bersifat universal. Dengan maksud lain, konsep kebahagiaan di seluruh dunia cenderung serupa. Mayoritas manusia mengenali atau merasakan "pancaran" bahagia yang dimunculkan dari satu sama lainnya.
Dengan demikian, sungguh bukan mengherankan tatkala habituasi positif bakal mengarahkan manusia agar berpikir kreatif dan inovatif. Dengan begitu, mereka menjadi lebih produktif. Dengan habituasi positif yang mendatangkan bahagia tersebut mereka mampu mengembangkan minat baru, ketrampilan baru, cara baru dalam memahami dunia, hingga membangun hubungan sosial baru.
Lebih dari itu, banyak manfaat dalam jangka panjang yang bakal diperoleh orang-orang yang bahagia. Di antaranya yaitu berumur panjang lantaran kondisi jiwanya sehat yang tentu berpengaruh pada kesehatan fisik, lebih banyak menghasilkan uang, lebih bersemangat (antusias), gampang bergaul/kooperatif, dan tahan banting dalam segala kondisi.
Inilah beberapa kebiasaan positif yang sanggup menghadirkan rasa bahagia:
1. Pura-pura Tersenyum
Pura-pura tersenyum atau pun berpura-pura tampil bahagia sangat bermanfaat besar bagi kesehatan mental. Lebih lengkapnya silakan baca 4 Manfaat Tersenyum Pura-pura Maupun yang Natural bagi Kesehatan.
2. Segera Selesaikan Masalah Ringan yang Diingat Tanpa Ditunda
Ingatan yang tiba-tiba muncul di tengah santai dan tenang, setidaknya ada "perintah" atau pemberitahuan dari otak untuk segera melaksanakan tugas tertentu baik yang bersifat rutin maupun insidental, amat disarankan dijalankan seketika itu juga. Jangan sekali-kali mengentengkan dan menyepelekannya, yang berbuah menunda-nunda sehingga berakibat lupa melakukan.
Misalnya, tiba-tiba ada "peringatan" di dalam hati atau kepikiran segera meletakkan kunci kendaraan di tempat semestinya. Nah, sebaiknya lakukan itu segera daripada nanti saat dibutuhkan kebingungan mencarinya. Intinya, kerjakan dan selesaikan tugas maupun masalah yang sedang diingat. Ketimbang "ingatan" itu berisiko membebani kapasitas memori otak.
3. Bersosialisasi dengan Manusia dan Alam
Selama ini sosialiasi selalu dikaitkan dengan hal-hal yang rumit dan berat sehingga membutuhkan perjuangan maupun pengorbanan. Padahal, menjelajahi alam selama 30 menit saja dalam satu kali sepekan juga menjadi bagian dari aktivitas sosialisasi. Tentunya, kehidupan alami tak harus di hutan dan pegunungan. Cukup di taman, sawah, kebun, atau di mana saja yang penting dapat menghargai dan menikmati berhubungan dengan alam sekitar.
|
Ilustrasi sedang bersosialisasi untuk memperoleh kebahagiaan (sumber pexels.com) |
Bersedekah, menolong, membantu, memberi pujian, bertemu dengan kerabat yang sudah lama tak bertemu, ketemu teman lama yang putus kontak, dan ikut kegiatan komunitas/jamaah merupakan hal positif yang dapat menciptakan perasaan diri sendiri telah berhasil menjadi manusia "berguna." Lebih lanjut, cukup bersedekah uang pada orang yang tepat ternyata sangat mampu bikin bahagia.
4. Mengatur Pola Nafas
Di waktu-waktu tertentu seperti sebelum maupun sesudah tidur di malam hari biasakan untuk menarik napas dalam-dalam. Begitu pula di kala sedang tegang serta pikiran kacau, cobalah segera menarik napas panjang dan mengeluarkannya juga dalam tempo panjang. Alasannya, menurut penelitian bahwa latihan pernapasan perlahan dan "mendalam" dapat mengurangi stres.
5. Sabar, Bersyukur, Ridho pada Takdir-Nya, dan Qonaah
Teratur untuk mengontrol emosi agar senantiasa bersikap yang menunjukkan telah mencapai derajat "berhati mulia" sangat dianjurkan untuk diterapkan pada situasi genting. Memang sulit. Namun, ketika dilatih secara berkelanjutan bukan hal mustahil seseorang bakal memiliki sifat sabar, syukur, ridho, dan qonaah. Alhasil, ia akan mudah dalam mengontrol diri.
6. Fokus pada Diri
Cegah pribadi untuk membandingkan diri dengan apa-apa yang ada pada orang lain. Fokuslah terhadap diri sendiri, terutama saat " lagi tidak baik-baik saja." Akuilah bahwa diri sendiri sedang enggak bahagia. Jangan terus memaksakan diri "mengurusi" dan membahagiakan orang lain. Sesekali lepaskan mereka. Janganlah menjadi manusia yang seperti lilin. Menerangi orang lain agar terhindar dari kegelapan tapi diri sendiri hancur.
7. Istirahat dan Tidur di Malam Hari dengan Cukup
Mengambil jeda sebentar untuk tidur siang, walau cuma berdurasi selama 5-15 menit, di tengah banyaknya pekerjaan sangat penting dalam menjaga kestabilan emosi. Meski barangkali sulit untuk benar-benar tertidur siang, seenggaknya rebahkan tubuh di sandaran lalu pejamkan mata. Pastikan tubuh dan pikiran untuk benar-benar "kosong" tanpa ada gangguan.
Baca juga Segudang Manfaat Tidur Siang, Tidak Hanya untuk Jaga Kesehatan
Begitu pula, tidur di malam hari tentulah jauh lebih penting. Oleh sebab itu, hindarilah begadang. Sebab, tidur yang cukup dan berkualitas mampu menjaga fungsi otak, mengembalikan energi tubuh, dan menjaga kesehatan mental. Bahkan, dalam jangka panjang tidur yang berkualitas mampu mengurangi risiko kena penyakit kronis seperti jantung, diabetes, gangguan jiwa, stroke, alzaimer, dan lain-lain.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "7 Habituasi Positif yang Membikin Pribadi Senantiasa Bahagia"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com