Dolanku.com - Barista adalah pihak pekerja di kafe atau kedai kopi yang bertugas menyiapkan sajian minuman kopi kepada pelanggan, yang biasanya metode pembuatannya berupa espresso. Artinya, barista bertanggung jawab dalam meracik dan "memasak" kopi secara sempurna untuk pengunjung.
Sedangkan, waiters ialah pramusaji atau pelayan yang bertugas untuk membantu dan memuaskan para tamu dari mulai pertama kali konsumen datang hingga urusannya selesai yang biasanya tempat kerjanya di kafe, restoran, hotel, hingga kapal pesiar.
Baca juga Manfaat Kopi Mampu Memperpanjang Umur dan Meningkatkan Kualitas Hidup
Sebagaimana diketahui bersama, keberadaan kafe dan kedai kopi telah menjamur di mana-mana. Keduanya selain menawarkan menu andalan berwujud minuman kopi yang berciri khas masing-masing, ternyata juga melakukan inovasi lainnya agar banyak yang berdatangan.
Sayangnya, dari sebagian tamu cafe (kafe) dan coffe shop (kedai kopi) di atas ternyata merupakan kaum awam. Bukan cuma belum pernah masuk ke dalam lokasi "eksklusif" tersebut. Lebih parahnya, kepribadian atau karakter mereka juga enggak seperti umumnya tamu lain yang sudah profesional.
|
Ilustrasi hidangan kopi di cafe dan coffe shop (sumber foto tripadvisor) |
Berikut ini beberapa perilaku pengunjung cafe dan coffe shop yang membuat para barista maupun waiters kehabisan kesabaran. Apa saja?
Tanpa Ada Persiapan
Menyamakan pelayanan antara kafe dan kedai kopi dengan warung makan murahan merupakan salah satu hal yang menyedihkan. Sebab, terkadang saat menuju tempat makan sederhana itu, pihak konsumen belum memutuskan mau pilih menu apa. Sekonyong-konyong jari telunjuk main tunjuk ke kaca.
Nahasnya, tatkala sudah tiba di lokasi tempat minum kopi modern seperti di atas, sebagian pembeli kerap belum memutuskan mau pilih minuman jenis apa. Bahkan, sudah di depan meja konter pesanan pun masih bingung hendak pilih varian kopi apa. Parahnya, saran atau rekomendasi dari karyawan juga ditolak mentah-mentah.
Pergi ke kafe dan kedai kopi tanpa persiapan dapat pula berakibat kursi dan meja berantakan. Bukan hanya menyangkut posisinya, tetapi barang-barang yang berserakan di sisi atasnya. Saat duduk menikmati kopi, nyatanya kondisi atas meja dan kursi itu berantakan. Sedotan, bungkus gula, tisu, dan pelengkap lainnya berserakan.
Gaya Komunikasi yang Buruk
Pelanggan tetap kafe dan kedai kopi yang datang hampir setiap hari, terkadang memiliki "kamus perkataan" yang itu-itu saja. Basa-basi yang dilakukan ternyata memang sungguh benar basi. Apalagi, pertanyaan yang dilontarkan sangat konyol dan selalu diajukan secara mirip sehingga bikin tak nyaman.
Tak cuma itu, pengunjung yang cerewet dan selalu bertanya kapan pesanannya selesai, juga sangat bikin kesal. Malah para pembeli itu masih saja bertanya-tanya mana gelas miliknya. Padahal, posisi gelas sudah dipisah-pisahkan serta satu sama lain telah diberi label sesuai nama pemesannya.
Tindakan buruk lain yang dibenci barista dan waiters yaitu berkomunikasi menggunakan nada keras. Biak itu kepada para pegawai maupun sesama pelanggan yang jadi teman minum kopi. Berteriak merupakan sikap yang menunjukkan gaya komunikasi negatif yang harus dihindari di ranah publik.
Tidak Sopan dan Ingin Dianggap Sebagai Juragan
Perilaku sok berkuasa, sok kaya, dan sok paling berhak mengatur-atur merupakan salah satu hal yang paling enggak disukai barista maupun waiters di kedai kopi. Banyak pembeli yang lupa untuk bersikap memanusiakan manusia. Mereka menganggap pekerja itu ibaratnya sebagai babu dan kacung.
Ada juga pelanggan yang tiba-tiba berubah pikiran ganti pesanan seenak jidat. Perubahan mendadak itu misalnya seperti meminta diimbuhi es setelah sebelumnya ia pesan kopi panas. Contoh lainnya, minta diimbuhi gula atau krimer padahal sebelumnya pesan kopi pahit. Tentu, semua itu merugikan dan mengganggu aktivitas mereka.
Lebih lanjut, tidak sabaran sehingga pesanannya ingin segera dibuatkan juga sangat tidak disukai barista maupun waiter. Pelanggan itu merasa paling berhak untuk diutamakan dan didahulukan. Beralasan ingin cepat-cepat pergi ke kantor atau lantaran urusan lainnya. Artinya, dia tidak mau antre sesuai urutan.
Bertindak Bebas Serasa di Rumah Sendiri
Bersantai ria seperti di rumah sendiri menjadi salah satu hal paling meresahkan bagi pelayan dan peracik kopi di kafe. Tingkah laku konsumen tersebut sangat cuek dan "apa adanya" bagaikan di rumah sendiri. Tanpa ada upaya untuk menjaga citra diri.
Tentu sebagaimana telah diajarkan oleh orang tua di masa kecil dulu, saat di rumah dengan di muka umum sikapnya harus beda. Contohnya perilaku seperti bersandar dengan posisi hampir rebahan ke tembok, mengangkat kaki, sampai mencopot sepatu.
Berlama-lama di Kafe atau Kedai Kopi
Terlalu lama di kafe atau kedai kopi sangat menjengkelkan bagi para karyawan. Apalagi, nongkrong lama tapi pembelian minimalis. Bukan cuma terkait menghabiskan jatah tempat duduk untuk pelanggan lain. Lebih dari itu, melihat wajah pelanggan yang terlalu berlama-lama di sana tentu bikin muak.
Seharusnya, ada kalanya tempat duduk di titik khusus harus kosong dalam jangka waktu tertentu untuk mengganti suasana. Nah, kalau tetap diisi oleh pembeli "aneh" tentu pandangan mata jadi membosankan. Oleh sebab itu, setiap yang datang ke sana harus lebih peka terutama saat jam sibuk.
Rakus dan Pelit
Serakah, tamak, atau rakus tempat duduk beserta meja ikut pula sangat tak disukai para pegawai kafe dan kedai kopi. Konsumen yang menguasai meja besar sendirian berpeluang bikin pengunjung lain yang berjumlah lebih dari satu orang jadi enggan untuk bersanding dengan pengunjung individual itu.
Baca juga 5 Tips Berwisata Kuliner di Coffe Shop dan Cafe Bagi Pemula
Diperparah lagi, ternyata colokan listrik juga dikuasai untuk mengisi daya HP dan laptop sekaligus. Diimbuhi, penggunaan colokan secara terus-menerus tanpa putus. Lebih bijak, berhubung pemilik cafe dan coffe shop juga menyediakan tempat duduk serta meja kecil, disarankan bagi pengunjung yang sendirian lebih baik memakainya ketimbang pilih meja besar.
Sifat pelit di atas ditambahi lagi dengan tindakan bawa makanan dari luar. Alih-alih memesan makanan di kafe dan kedai kopi tempatnya nongkrong, malah membawanya dari rumah atau beli di lokasi lain. Itu sungguh tidak etis dalam bidang usaha kuliner apapun. Sebab, umumnya pedagang makanan tidak membolehkan perbuatan seperti itu.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "6 Perilaku Pengunjung Kafe dan Kedai Kopi yang Tidak Disukai Barista Maupun Waiters"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com