Dolanku.com - Sebagian masyarakat Indonesia mulai berangsur-angsur ketularan budaya barat. Salah satunya yaitu dalam bidang pemberian uang tip. Yakni, duit yang diberikan oleh konsumen atau pelanggan kepada orang yang telah memberikan pelayanan atau jasa secara langsung kepadanya sebagai bentuk bonus alias tambahan dari harga yang telah maupun akan dibayarkan.
Angka tepat besaran uang tip bukan berdasarkan persenan dari harga yang harus dibayarkan. Melainkan dari seberapa pantas nilai "hadiah kecil" berupa rupiah yang akan diberikan. Misalnya, umumnya setara untuk membeli satu piring nasi beserta kopi maupun rokok. Nominalnya antara 10 hingga 50 ribu tergantung di daerah mana dan jumlah tagihan utama.
Baca juga 6 Perilaku Pengunjung Kafe dan Kedai Kopi yang Tidak Disukai Barista Maupun Waiters
Kendati demikian, pemberian uang tip di Indonesia cuma bersifat sukarela. Alasannya, pemilik atau pengelola tempat usaha yang sedang dinikmati konsumen tersebut barangkali sudah menekan para pekerja untuk tidak mengemis uang tip kepada para tamu. Dengan artian, tidak ada pihak yang memaksa maupun pihak yang dipaksa. Semua mengalir begitu saja.
Terkadang, para pekerja bukan semata-mata melihat angka duit yang diterima. Melainkan memandang ketulusan, kesopanan, dan bentuk nyata rasa berterima kasih sebagai tanda bahwa pelanggan respek pada individu pelayan. Artinya, uang hanya sebagai bonus. Sedangkan penghargaan berupa tindakan dan kata-kata bakal jauh diapresiasi oleh pekerja.
Adapun di kalangan orang barat, pemberian uang tip seolah menjadi kewajiban. Itu sudah menjadi etika tersendiri yang merupakan bagian norma tak tertulis. Bahkan pada beberapa lokasi, seorang pegawai restoran yang sudah melayani konsumen bakal tersinggung ketika tidak diberi uang tip. Sebab, bagi dia suatu hal aneh ketika pelanggan bersikap pelit.
Sebagian pegawai malah ada yang hingga mengejar konsumen yang ogah memberikan uang tip. Sambil bertanya "Mengapa anda tidak memberikan uang tips pada saya? Apakah ada kesalahan yang telah saya lakukan sehingga anda tak berkenan memberikan uang tip?" Itu merupakan pertanyaan yang diajukan apa adanya tanpa bermaksud menyinggung.
Pihak pengelola restoran pun nyatanya tidak mengatur ketat kepada karyawan untuk dilarang menerima uang tip. Sebab, manajemen restoran telah sadar bahwa gaji yang diberikan sangat terbatas. Alhasil, ketika para pelayan enggak mendapat uang tip tentu bakal bikin mereka semakin merana. Lagi pula, memberikan uang tip sudah menjadi budaya yang mengakar kuat di sana.
Hal yang bikin mengherankan lagi, pemberian uang tip justru ditanyakan langsung kepada pelanggan saat mereka hendak membayar tagihan. Dengan berucap "Seberapa banyak anda akan membayar tip?" Hal tersebut menandakan, permintaan uang tip kepada para konsumen sudah dilakukan secara terbuka atau terang-terangan oleh pihak pengelola bisnis itu sendiri.
|
Ilustrasi memberikan uang tip (sumber foto koleksi pribadi) |
Berikut hal-hal penting yang harus dicermati sebelum memutuskan mau memberi uang tip atau tidak, baik itu langsung pada pelayan maupun melalui pihak manajemen perusahaan jasa:
1. Berikan Tip karena Merasa Puas Terhadap Kualitas dan Kuantitas Pelayanan yang Diberikan
Masyarakat disarankan enggak memberikan tip terhadap bidang usaha jasa yang memberikan layanan sangat buruk. Kalaupun ingin memberikan uang tip, sebaiknya jumlahnya dikurangi separuh dari pemberian biasanya. Namun, harus dibedakan mana kesalahan yang diberikan oleh individu sebagai pelayan dan mana kesalahan yang dilakukan pihak manajemen atau pengelola.
2. Berikan Tip Kepada Karyawan yang Terlihat Kesulitan dan Melibatkan Gerak Fisik yang Aktif saat Bekerja
Pekerja yang fokus tugasnya di depan meja seperti barista kafe dan kasir tak usah diberi uang tip meski wajah mereka terlihat memelas ingin diberi duit dari pelanggan. Sebab, mereka umumnya mendapatkan gaji lebih besar dengan kinerja fisik yang jauh lebih ringan dibanding pekerja lain. Kecuali, ketika mereka benar-benar memperlakukan tamu bagaikan raja.
3. Tolak Permintaan Tip Dua Kali
Dalam satu kali kunjungan atau sekali dalam proses pelayanan, seorang konsumen tidak perlu memenuhi permintaan tip dua kali. Contohnya, seorang pelayanan mengisyaratkan meminta tip lantas tatkala membayar di konter kasir juga ditagih lagi untuk memberikan uang tip. Hal itu merupakan bentuk penagihan uang tip yang keterlaluan rakus sekali demi memperbanyak keuntungan.
4. Hindari Memberi Uang Tip Kepada Pekerja Bidang Profesi Tertentu
Janganlah memberikan uang tip kepada kalangan profesional yang bidang pekerjaannya sudah terjamin dan formal. Para pekerja yang bergaji tetap seperti dokter, pegawai pemerintah, polisi, pengacara, guru, dan semacamnya merupakan tenaga ahli yang mempunyai "harga diri" maupun "sumpah jabatan." Begitu pula para pekerja yang sejak awal dilarang menerima duit tip.
Baca juga 8 Rahasia Paling Menjijikkan dari Hotel yang Disembunyikan dari Tamu
Memberikan uang tip kepada mereka hanya bikin suasana canggung, salah tingkah, atau serba tidak enak. Mau menerima salah, sebaliknya tak menerima juga salah. Lebih parah memberikan uang tip dipandang sebagai upaya untuk menjilat serta mungkin sedang ingin menyuap. Oleh sebab itu, sebaiknya tidak usah kasih uang tip pada mereka.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "4 Etika Memberikan Uang Tip kepada Pekerja Hotel, Restoran, dan Layanan Taksi"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com