Dolanku.com - Pesona surga memang sungguh luar biasa. Lantaran diyakini di sana bikin bahagia tiada henti. Kebahagiaan yang tanpa sedikitpun dikotori oleh kejengkelan dan gangguan suasana hati yang buruk. Artinya, segala hal yang menyebabkan hilang bahagia semuanya ditiadakan ketika di surga kelak.
Saat berada di kehidupan dunia ini memanglah surga hanya sebuah cerita "belaka". Bahkan, ada yang mengatakan tak lebih dari sekadar dongeng. Namun, tatkala sudah berada di akhirat nanti kehidupan dunia ini hanyalah tinggal cerita belaka. Di waktu itu, yang ada hanyalah sebuah penyesalan.
Bagi umat Islam mungkin saja tetap menyesal karena merasa amal salehnya masih kurang sehingga derajat, level, atau tingkat surga yang didapat rendah. Setidaknya, walau berada di surga "cukup atas" (bukan surga Firdaus) tetapi nyatanya di kala proses menuju surga (dari alam barzah hingga sirotol mustaqim) mengalami kesulitan.
Di sisi lain, bagi kaum munafik dan orang-orang kafir mereka menyesali disebabkan hidup kekal di neraka. Ketika hidup di dunia mereka mengingkari tentang kampung akhirat. Kalau sudah begini, lebih baik meyakini tentang keberadaan surga ketimbang menolak tentangnya tapi ujungnya justru mendatangkan sengsara.
Kehidupan akhirat menjadi cerita di kehidupan dunia. Begitu pula, kehidupan dunia kelak sekadar sebuah cerita yang saat berada di akhirat. Di mana, ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu sebuah cerita yang disesali atau sebaliknya cerita yang disyukuri.
Perlu diketahui saja bahwa surga bukan cuma impian bagi umat Islam pada umumnya. Para Rasul dan Nabi pun juga merindukan dan ingin meraih surga. Cita-cita seperti itu sungguh wajar. Sebab, bagaimanapun kebahagiaan yang diperoleh di dunia ini pasti dikotori oleh kesedihan dan kekhawatiran.
Selama manusia masih hidup di alam dunia, selama itu pula mereka belum bisa istirahat dengan tenang. Hanya surga satu-satunya tempat tujuan untuk beristirahat. Di aman, di sana enggak ada lagi kedongkolan hati. Tak terdapat lagi permasalahan, baik itu yang sepele maupun parah.
|
Ilustrasi tempat istirahat menenangkan jiwa di Maladewa (Sumber gambar dari Pixabay) |
Jika kebahagiaan di dunia masih diselingi oleh kesengsaraan, maka kebahagiaan di surga bersifat mutlak dan abadi. Maksudnya, rasa bahagia yang muncul dari setiap penghuni surga tidak lagi mengandung unsur subjektif dan temporal. Melainkan benar-benar bersifat universal dan tanpa akhir.
Kebahagiaan di surga yang dinikmati penghuninya tanpa disertai efek samping. Enggak ada lagi setelah makan kenyang berakibat buang kotoran, berkeringat, maupun bersendawa. Tak ada lagi yang namanya kecapekan alias bersusah payah. Begitu juga, di santa tidak ada penyakit jiwa maupun sakit fisiknya.
Dengan demikian, di surga sudah tidak ada lagi keluhan. Apalagi kalaupun penduduk surga sedang menginginkan sesuatu, seketika itu pula muncul apa-apa yang telah dibersitkan dalam hatinya. Sungguh berbeda dengan kehidupan dunia yang butuh pengorbanan waktu, tenaga, uang, hingga pikiran untuk mencapai kebahagiaan.
Misalnya, saat melihat burung terbang di surga tiba-tiba timbul hasrat makan burung goreng seketika itu langsung muncul hidangan burung goreng. Tinggal dinikmati tanpa perlu repot-repot masak dulu. Contoh lainnya, di waktu ingin menikmati buah-buahan di pohon seketika itu pula dahan pohon menjulur padanya agar buah siap dipetik.
Intinya di mana pun seluruh penduduk surga meletakkan pandangannya, yang terlihat ialah kesenangan dan keindahan. Dengan demikian, apapun yang ada di dalam surga pasti mendatangkan kebahagiaan. Semua penghuni surga selalu memperoleh hal-hal yang menyenangkan hati mereka.
Oleh sebab itu, ketika melihat kemewahan dunia selalu ingatlah kemewahan surga agar tak terperdaya oleh kepalsuan. Sebaliknya, tatkala melihat sesuatu yang tak mengenakkan hati senantiasa ingatlah penderitaan di neraka supaya tidak merasa menjadi pihak si paling sengsara hidupnya.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Bagaimana Rasanya Sebuah Kebahagiaan Saat Berada di Surga?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com