Terbaru · Info · Kebahagiaan · Destinasi · Penginapan · Berita · Opiniku · Wisataku · Kendaraan · Wisata Religi · Privacy Policy · Daftar isi · Tentang Kami ·

Menemukan Kebahagiaan dan Hiburan Hati di Majelis Taklim Melalui Altruisme

Dolanku.com - Tak perlu heran di kota-kota besar Indonesia gampang ditemukan majelis taklim bertempat seperti Masjid, perkantoran, halaman, maupun gedung yang diikuti oleh banyak umat Islam. Terutama saat hari Sabtu dan Ahad.


Penyelenggara majelis ilmu keislaman tersebut biasanya organisasi, lembaga pendidikan, individu, maupun swadaya masyarakat. Tentu terkait tempat, makan (kalau ada), serta biayanya ditanggung sepenuhnya oleh penyelenggara.


Salah satu tujuan jamaah mengikuti pengajian atau majelis taklim yaitu ingin menghibur hati. Sebab, memperoleh siraman rohani dapat membuat pikiran dan jiwa menjadi segar kembali setelah aktivitas menjemukan. 


Efek menghadiri dan menyimak pemaparan ustadz, da'i, atau penceramah terkadang jauh lebih bikin jernih pikiran sekaligus hati ketimbang menikmati wahana wisata. Apalagi majelis taklim yang pematerinya jago membersihkan psikis jamaah.


Belum lagi ada tambahan bonus memperoleh ilmu agama, hiburan musik islami, qiroah al Quran, kebersamaan bercengkrama sesama jamaah (memperat tali silaturahim), hingga diberi makanan maupun minuman.


Sangat mungkin di majelis taklim pula bisa menemukan sebuah kelegaan hati setelah mengikutinya. Bukan cuma ketenteraman terkait pahala yang bernilai ilahiah. Melainkan, ketenangan dalam bersosialiasi pada umumnya.

Majelis taklim di Masjid (sumber gambar)

Individu yang berkumpul dan berinteraksi pada komunitas yang seragam alias satu corak pandangan beragamanya dapat menciptakan rasa solidaritas dan kepedulian. Semua itu ujungnya bakal memperbaiki kepribadian dan kejiwaan.


Alih-alih merasa kehilangan lantaran memberi, justru orang yang bersedekah maupun ringan tangan menolong akan menumbuhkan altruisme. Yakni, paham yang lebih mengutamakan perhatian besar pada orang yang membutuhkan.


Pihak altruis (pelaku altruisme) dalam menolong orang lain, melakukannya secara tulus tanpa pamrih. Dalam pandangan pelaku altruisme itu, malah orang yang membantu ialah pihak yang lebih butuh daripada orang yang dibantu. 


Bagi altruis, dengan berbagi menyebabkan merasa telah menjadi manusia seutuhnya. Hal itu wajar, sebab altruisme merupakan kebutuhan psikologis. Namun, semuanya mesti dilakukan secara terkontrol dan terukur tanpa berlebihan.


Sesudah menolong orang lain dalam bawah sadar timbul rasa kepuasan, kebahagiaan, serta merasa diri sendiri sebagai insan berharga. Itulah perasaan luar biasa yang barangkali sulit digantikan dengan upah, pujian, atau penghargaan.


Jiwa altruisme tersebut juga mampu melepaskan energi negatif dalam diri, meredakan stres (depresi), sampai bikin mudah bersyukur atas segala nikmat. Di mana, pelakunya menyadari bahwa tidak semua manusia diberikan kesempatan untuk berbuat baik.

 

Nah, dalam majelis ilmu kerap kali dijumpai jamaah yang berkarakter altruistik. Misalnya seperti bersedekah, ikut menata ruangan majelis taklim, sebelum atau sesudah acara memberikan wawasan bermanfaat pada sesama, dan lain-lain.


Sebagai catatan penting, altruisme yang paling tinggi nilainya ialah ketika semua tindakan kebaikan semata-mata diniatkan mencari ridho Allah Subhanahu wa ta'ala. Dijamin, hati makin bahagia dan terhibur lantaran mendapatkan keberkahan.


Kesimpulannya yaitu untuk menemukan kebahagiaan dan hiburan hati di majelis taklim caranya bukan fokus untuk selalu menerima. Sebaliknya, cara yang diterapkan berupa banyak memberi dan bermanfaat bagi sesama.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Menemukan Kebahagiaan dan Hiburan Hati di Majelis Taklim Melalui Altruisme"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com