Dolanku.com - Bus 3/4, medium, atau berukuran tanggung adalah kendaraan transportasi umum jalan raya yang berkapasitas tempat duduk 22, 29, 30, hingga 35 buah. Bus ukuran tersebut sangat jarang dijadikan sebagai bis pariwisata.
Umumnya bus wisata jumlah kursinya minimal 45, 48, sampai 59 buah. Ketika penyewa kendaraan itu jumlah penumpangnya sekitar 30 orang, kebanyakan bakal pilih menyewa micro bus atau minibus elf langsung 2 atau 3 buah yang masing-masing mampu memuat paling banyak 16 penumpang.
Alat transportasi Elf dipilih bukan hanya lantaran jasa persewaan bus 3/4 untuk kebutuhan wisata maupun kegiatan keluarga yang sulit ditemukan. Lebih dari itu, dalam kondisi performa sama ternyata tenaga bus tanggung disinyalir masih kalah perkasa dibanding elf.
Hal lainnya, bus 3/4 sangat jarang digunakan sebagai moda transportasi antar provinsi. Paling jauh hanya di dalam provinsi. Itu pun jaraknya tak lebih dari 200 Km sekali jalan. Rutenya tentu kerap kali melalui medan jalan yang kecil, berbukit, dan jalan yang rusak tak terawat.
Baca juga: Tips Naik Bis Umum Kelas Ekonomi Daerah Jawa Timur
Berikut ini beberapa kelemahan naik bus 3/4 yang berukuran tanggung atau medium:
1. Larinya Tidak Kencang
Meski dilabeli atau dinamai bis PATAS tatkala ukurannya tanggung jangan berharap bisa berlari kencang. Dibandingkan bus besar (big bus), saat semuanya dalam kondisi normal, bus mini masih kalah jauh kecepatannya. Itu terutama waktu diadu di jalan raya besar, apalagi di tol.
Bis medium PATAS (non ekonomi) yang kapasitas penumpangnya 30-an orang bukan menjanjikan kegesitan. Melainkan menyuguhkan AC, bebas rokok, tempat duduk lumayan bersih, dan lantai kabin bus yang juga cukup bersih. Namun, masalah kencang dalam melaju tak boleh diandalkan.
|
Bus tanggung 3/4 PATAS atau Non Ekonomi |
2. Tarif Dilambungkan
Tarif bis 3 4 barangkali pantas disebut tak punya "kepastian". Tiap penumpang, meski titik naik dan turunnya sama persis, berpeluang membayar "tiket" yang harganya berbeda. Kondektur mematok tarif sesuka hati, berdasarkan insting mana penumpang yang bisa "diperas" secara halus.
3. Banyak Pengamen dan Pedagang Asongan
Semua bus umum mayoritas disamperin oleh pengamen dan pedagang asongan. Setidaknya, hanya di terminal tempat pemberangkatan. Bedanya, pada bus ukuran tanggung para pengamen dan pedagang asongan masih muncul saat ditengah perjalanan. Yakni, kala di halte resmi maupun liar.
4. Penuh Sesak
Sering dijumpai di kala naik bis medium terjadi penumpukan amat padat, berakibat penumpang berjubel di dalam bus. Bahkan, ada pengguna bis yang berdiri. Tentu itu rawan sekali terjadi aksi kejahatan berupa copet. Parahnya, timbul aksi mesum dari penumpang pria ke wanita.
5. Kondisi Bus Tak Terawat
Kondisi di dalam bus 3/4 biasanya terlihat tidak terawat. Besi-besi begitu kusam, jok mengelupas, kaca buram, sampai di lantainya banyak ditemukan pasir dan debu. Masih beruntung ketika satu-satunya yang dirawat bagian vital kendaraan. Misalnya seperti mesin, ban, hingga sistem pengeraman.
6. Tidak Ada Musik dan Lampu yang Memadai
Bus tanggung sulit ditemukan memberikan fasilitas musik. Kalaupun ada, kualitas soundnya sangat buruk. Terkesan yang penting ada suaranya. Malah, sekadar lampu yang murah tapi vital, keberadaannya juga asal-asalan. Terpenting ada penerangan.
7. Jadwal Tiba Tidak Tentu
Memutuskan pakai bis medium siap-siap saja sangat lama tibanya. Dibandingkan memakai sepeda motor sendiri, waktu tempuhnya tak mustahil minimal dua kali lipatnya. Hal tersebut bukan hanya karena laju bis yang lambat. Malainkan bus kerap berhenti lama di beberapa titik untuk menunggu calon penumpang.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "7 Kelemahan Naik Bus 3/4 Ukuran Tanggung"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com