Dolanku.com - Menyelenggarakan wisata berbasis agama tertentu bukan sebuah bentuk aroganisme dan intoleran. Itu wujud akomodir kebutuhan publik. Justru yang melarang dan anti padanya patut dilabeli sebagai kaum radikal dan sumbu pendek.
Tentu ada syarat ketentuan suatu perusahaan dan daerah (kelurahan, kecamatan, kabupaten, kota, dan provinsi) menyenggarakan wisata halal alias berbasis syariah. Misalnya mendapatkan persetujuan DPR serta didukung oleh mayoritas masyarakat.
Sekarang ini banyak orang yang bertaubat dan hijrah total mendekatkan diri pada ajaran agama. Dampaknya sangat luas. Bahkan, menyentuh sektor wisata. Sebab, mereka tak sembarangan lagi dalam menentukan tujuan liburan.
Baca juga: Berwisata untuk Merengkuh Cinta Allah SWT
Konsep wisata syariah bukan hanya tentang makanan halal. Lebih dari itu apakah kegiatan wisata yang diselenggarakan ramah, aman, dan nyaman bagi pengunjung. Baik itu dari hulu maupun ke hilir. Bukan pula hanya tentang harus ada Musholla.
Penginapan, transportasi, rest area, suasana tempat makan, hingga arena hiburan harus dipastikan terbebas dari pelanggaran syariat Islam. Sudah barang tentu ketersediaan tempat sholat dan wudhu mesti memadai.
Wisata berbasis Islam bukanlah wisata tertutup bagi kalangan tertentu. Semua agama boleh berperan dan ikut serta mendukung. Dengan ketentuan tak ada penyelewengan atas aturan yang ditetapkan pada wisata syariah.
Wisata syariah bukanlah seperti wisata religi yang melakukan ziarah makam ulama, mengunjungi Masjid, pesantren, serta lokasi tujuan khusus yang jadi milik umat Islam lainnya. Dengan demikian, harus dibedakan dengan wisata religi.
Baca juga: 5 Macam Wisata Religi dalam Agama Islam
Muslim yang berlibur ke wisata syariah tujuan utamanya berlibur. Setidaknya berlibur sambil ibadah. Sedangkan wisata religi tujuan utamanya beribadah dan meningkatkan iman. Paling tidak beribadah disertai menikmati perjalanan.
Sumber gambar |
Banyak sekali negara-negara kafir yang mengusung model wisata halal alias wisata syariah. Hal tersebut dilakukan lantaran tidak sedikit wisatawan Muslim yang mau datang kembali dari penjuru dunia. Alhasil, mereka semakin serius menggarapnya.
Dapat makin bertambah lagi saat negara yang dikunjungi terbukti mendukung wisatawan tetap dalam ketaatan agama. Contoh negara yang menerapkan wisata halal yaitu Jepang, Thailand, Hong Kong, Inggris, Spanyol, dan lain-lain.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Perbedaan Wisata Syariah dengan Wisata Religi"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com