Menurut aku pribadi kegiatan sunmori (sunday morning ride) atau berkendara sepeda motor di Ahad pagi merupakan kegiatan wisata. Baik itu dilakukan sendirian atau bersama teman-teman sesama penyuka sepeda motor.
Wisata mempunyai arti suatu kegiatan perjalanan yang diniatkan untuk maksud mencari hiburan atau rekreasi. Jadi, walau saat sunmori cuma berhenti atau berkumpul di lokasi sederhana, senyampang bahagia itulah disebut berwisata.
Tempat nimbrung bareng bisa di taman, rumah makan, lapangan, alon-alon, area parkir, atau lain-lain. Baik ketika mengemudi motor di sunmori maupun sedang nimbrung bareng bersama teman di titik kumpul, semuanya jadi hiburan.
Namanya berwisata tak dituntut harus jauh-jauh. Apalagi keadaan tidak memungkinkan untuk melakukannya. Cukup berkeliling di sekitar kota atau paling tidak di daerah sebelah terdekat. Apalagi sepeda motornya amat mendukung.
Pengalamanku Sunmori yang Penuh Barbar
Ceritanya begini, waktu Ahad pagi aku melakukan perjalanan ke Taman Singha Merjosari Kota Malang guna berolah raga. Di sana tamannya cukup luas, banyak pohon, dan jogging track-nya memadai. Lokasi amat ideal berjalan sehat.
Setelah itu berniat langsung ke warung nasi pecel. Tempat itu sangat jarang aku kunjungi. Terakhir mengunjungi saat dulu masih memakai sepeda motor bebek. Sedang, sekarang ini aku sudah memakai motor sport/laki.
Baca: 3 Pertimbangan Sebelum Membeli Motor Laki atau Sport
Aku tak begitu ngeh alias sadar betul bahwa lokasi parkir sepeda motor posisinya lereng karena lebih tinggi dari jalan raya. Di tambah tempat parkirnya juga lumayan terisi. Aku ragu mau parkir di mana. Tapi terus nekat meletakkan motor.
Waktu itu, sebenarnya tidak terlalu niat untuk membeli makan di sana. Entah kenapa diri ini tetap terus memantapkan memarkirkan motor di sebelah belakang sendiri. Padahal, di situlah letak lantai termiring berada.
Tanpa rasa dosa dan penuh kebimbangan aku pasang standar (Jawa: jagang) begitu saja. Lantas tanpa memperhatikan sepeda motor lagi, aku mulai menuju ke kios warung nasi pecel itu. Alhasil, motor mundur kemudian terjatuh (crash).
Perlu kamu ketahui bahwa arti crash sebagai bahasa Inggris tidak cuma hancur, tabrakan, atau semacamnya. Akan tetapi jatuh juga dapat dikatakan dengan crash. Oleh sebab itu, tidak salah tatkala waktu itu disebut sunmori crash.
Parahnya, jatuhnya motor itu tidak berbaring di lantai yang datar. Melainkan karena motor bergerak mundur dan miring akibatnya tersangkut di tiang telepon pinggir jalan. Dampaknya tangki motor tersangkut di besi tegak tersebut.
Aku tidak kaget terjadi penyok lumayan parah seperti foto-foto di bawah. Sebab sepeda motor yang bermerk Honda CB150 Verza itu harganya sangat murah di kelasnya. Cuma 20 juta. Wajar saja komponen pembentuk body sangat rentan.
|
Kerusakan body motor di waktu dan tempat lain |
|
Kerusakan body motor di waktu dan tempat lain |
|
Silakan baca tulisan aku yang lain di blog ini. Yakni, tentang 3 Kelemahan Honda CB150 Verza untuk Traveling Jarak Jauh. Di sana, bakal didapati sejumlah alasan mengapa aku sudah siap menghadapi risiko kerusakan body luar pada sepeda motor.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Rugi Bandar karena Sunmori Crash, Tangki Motor Sportku Penyok"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com