Wisata bukan cuma dapat untuk memuaskan dahaga duniawi. Dengan berwisata orang dapat merengkuh cinta dari Allah SWT.
Pernyataan di atas dianggap hanya sebuah pembelaan, pembenaran, dan mencari-cari dalih. Itu salah besar. Suatu perkataan sembrono.
Jenis wisata sangat beragam. Jangan karena beberapa objek wisata yang jadi tempat maksiat, lantas memukul rata semua.
Menikmati pemandangan alam saat perjalanan jauh itu termasuk wisata. Pergi ke Masjid indah yang belum pernah dikunjungi juga demikian.
|
Ilustrasi sedang perjalanan wisata bersama pasangan (sumber gambar) |
Berwisata itu tidak harus yang bikin "melayang" sehingga lupa semua. Bukan pula selalu berhubungan dengan kenikmatan duniawi semata.
Ada sejumlah kasus, justru sedang dan setelah berwisata seseorang makin beriman dan bertambah rasa cinta pada Allah SWT.
Ia jadi makin sadar betapa kecil dan tak berarti dirinya di tempat lain. Sebab, selama ini merasa bahwa dirinya dan daerahnya yang paling sempurna.
Misalnya berwisata ke makam orang soleh. Mampu menjadikan peziarah mengingat lagi tentang ajal. Membuat mereka terisi lagi imannya.
Seandainya hidup ini cuma diisi ibadah maghdoh melulu, lalu menyampingkan ibadah lain, sungguh terlalu naif alias konyol.
Orang sekolah, kuliah, dan kerja saja ada jam istirahat. Lantas apakah salah mengistirahatkan jiwa, tubuh, dan pikiran sejenak dengan wisata.
Jadwal istirahat bukan berarti sebagai ajang balas dendam. Melampiaskan segala penat sepenuhnya di situ.
Waktu istirahat merupakan momen di kala segala sesuatu memang butuh jeda. Untuk memunculkan rasa syukur. Oleh sebab itu, berwisatalah.
Tulisan milik *Dolanku* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Berwisata untuk Merengkuh Cinta Allah SWT"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di Dolanku.com